Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

2nd Day: Pesan Tersirat dari Ruang Hemodialisa (Habis)

12 April 2014   06:18 Diperbarui: 4 April 2017   18:11 10542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_319637" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. jarum fistula pada bagian vena femoral, sedangkan darah bersih pada vena radialis di tangan untuk darah bersihnya"]

1397231194562930814
1397231194562930814
[/caption]

Ohya, sebagian besar pasien yang sudah sering pakai vena femoral dalam pemasangan selang cuci darah ini mengalami keluhan pahanya membengkak akibat bekas tusukan jarumnya. Oleh karenanya, tiap pasien sangat disarankan untuk memakai cimino, yakni dengan jalan operasi cimino.

2.Cimino

Pemasangan cimino dilakukan oleh dokter melalui operasi. Cimino adalah akses cuci darah, yang dipasang melalui operasi, operasi cimino ini untuk menghubungan pembuluh vena dengan pembuluh arteri pada lengan bawah. Bersifat menetap. Dan setelah operasi, cimino tidak langsung bisa digunakan, tapi melihat dulu reaksi pembuluh darah, adakah getaran yang dibentul oleh aliran darah atau tidak. Jika tidak, maka tidak berhasil, ketidak berhasilan cimino biasanya karena pembuluh darah terlalu kecil (menurut ungkapan pasien pada kisah diatas, hehe). Oleh karenanya sebagai perawat, perawatan cimino harus dipantau. Terutama Penkes pada pasien, agar tidak mengangkat beban yang telalu berat pada tangan yang terpasang cimino, tangan tersebut tidak boleh di tensi, melakukan gerakan pada telapak tangan, dengan menggunakan bola misalnya, untuk menggenggam, lepas, genggam lepas, supaya tidak kaku.

[caption id="attachment_319638" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. tonjolan itu adalah ciminoo"]

13972312991178650771
13972312991178650771
[/caption]

[caption id="attachment_319639" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. tempat lain di tangan yang sama adalah untuk darah bersihnya.."]

13972313632111586761
13972313632111586761
[/caption]

Sama, ketika cimino telah terpasang, di tempat inilah pemasangan jarum selang cuci darah di tusukkan, bedanya dengan cimino lebih praktis, lebih ketahuan letaknya karena tonjolan cimino nya terlihat, dan resiko ketidaktepatan pemasangan jarum kecil, ya paling tidak sekali tusuk sang pasien bisa cuci darah. Walaupun ya sama, nyeri. Tapi menurut penuturan pasien dengan pakai cimino, nyerinya gak seberapa dibanding penusukan jarum melalui vena femoral. Apalagi sebagian besar melakukan cuci darah 2 kali seminggu. Di cimino ini jarum selang dengan kode plastik warna merah ditusukkan, sedangkan selang untuk darah bersih dengan tanda warna biru terpasang pada vena radialis.

3.Double Lumen Catheter (DLC)

Double Lumen Catheter ini biasanya terpasang di bagian vena jugular atau vena subklavia. Berbeda dengan cimino, Double lumen Catheter ini biasa digunakan sementara, sebelum pemasangan cimino sebagai akses cuci darah. DI DLC terpasang untuk akses cuci darah sementara, biasanya pada pasien yang akan melakukan operasi cimino, atau seperti bapak dibawah ini..

Saat itu ada seorang bapak dengan cimino di tangan kirinya, dan ada pula Double Lumen Catheter terpasang di daerah vena jugularnya.Kata kakaknya di awal si bapak memang pakai DLC, namun cimino itu baru dipasang, tunggu ciminonya paten dulu, biar mantap bisa dipakai untuk cuci darah, ciminonya udah oke atau belum bisa di cek dengan USG pada tangan.

Double Lumen Catheter ini bentuknya seperti foto dibawah ini...

[caption id="attachment_319640" align="aligncenter" width="539" caption="dok.pribadi. Double Lumen Catheter yang terapsang pada vena jugular"]

13972314841185640454
13972314841185640454
[/caption]

Ada selang bercabang disana, biru dan merah. Merah untuk darah kotor yang berisi sampah, sedangkan biru untuk akses darah bersih yang sudah bersih. DLC ini harus dijaga, jangan sampai kotor, karena termasuk luka terbuka, akibat masuknya bagian alat ke dalam pembuluh, dan terdapat beberapa titik, bagian itu harus diberikan antiseptik agar tidak infeksi dan ditutup oleh kasa steril dan diberikan hipafix dengan rapat, untuk menghindari kuman yang masuk.

[caption id="attachment_319642" align="aligncenter" width="402" caption="dok.pribadi. setelah diberi salep antiseptik, kemudian difiksasi dengan hipfix, supaya tidak ada kuman yang masuk di double Lumen Catheternya"]

139723156422672609
139723156422672609
[/caption]

SUARA YANG BUAT MENTAL DOWN

Jika pada pasien umumnya yang sudah rutin cuci darah, mereka akan lebih tahu. Lebih paham dengan prosedur yang akan mereka alami. Pertama mereka akan ditusuk jarum, kedua akan ditanya berat badan kering terakhir, dan berat badan pada saat mereka cuci darah. Dan mereka akan menunggu darah mereka di cuci selama kurang lebih 4 jam dengan blood pump yang sudah ditentukan. Keluarga bahkan sudah paham prosedur dan bisa memutar roda blood pump sendiri, jika putaran tersebut terlalu tinggi dan membuat pasien pusing, si keluarga pasien bisa menurunkannya. Beda dengan hari itu, tanggal 8 April 14 hari dimana kami dinas terakhir.

Ada pasien yang ingin cuci darah, beliau juga pasien rawat inap. Sepertinya baru pertama kali cuci darah. Perempuan. Dipasanglah pada vena femoral dekstranya. Saat ditusuk jarum beliau teriak kencaaaang sekali, sampai aku melihat pasien lain mulai terganggu, ada yang mulai memegang kepala, ada yang kebangun dari tidur, ada pula yang segera ambil minyak angin menggosok ke hidung. Keluarga pasien juga ga kalah heboh, mereka agak mendekat ke sumber suara, penasaran mungkin dengan suara yang cetar.

Kemudian ada juga pasien baru, laki-laki. Beliau juga pasien rawat inap Rumah sakit dan harus menjalani cuci darah perdananya. Beliau sudah tidur di bed yang berada di sebelah mesin cuci darah. Beliau mengatakan siap cuci darah. Kemudian beliau mendengar jeritan dari pasien di sebelah sana beberapa kali, akhirnya...

“Pak, saya tensi ya sebelum cuci darah..”

“Ndak.. ndak.. nanti dulu, nanti dulu, saya gak jadi cuci darah ini.. takut saya.. panggilkan anak saya itu..”

Oke, akhirnya si bapak down. Dan ogah cuci darah. Yap, lingkungan juga berpengaruh pada kondisi mental perdana pasien cuci darah.

[caption id="attachment_319652" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. jika mental pasien merasa down, tenang, ada Suster Icul yang siap menenangkan :D"]

1397232817396134504
1397232817396134504
[/caption]

Nah, maka berakhirlah postingan tentang ruang Hemodialisa. Dahsyat memang, dan kali ini dapat 8 lembar ms word, dengan 2 part postingan tentang HD. Padahal si penulis hanya mendapat tugas praktik 2 hari disini.

Oke, mari ambil hikmah dari setiap kejadian, sesungguhnya postingan ini dibuat dengan niat baik dari yang menulis, supaya ilmu yang sudah di dapat tak terhempas begitu saja, seperti angin, karena manusia tempatnya lupa, dan penulis orangnya pelupa, hehe. Jika pembaca merasa artikel ini bermanfaat, semoga jadi kemanfaatan bersama, jika dalam tulisan ini ada kekeliruan, harap di koreksi karena sering ditegaskan, apa yang tertulis adalah kejadian yang terjadi dilapangan, atau informasi yang didapat dari tim kesehatan di lapangan. Karena si penulis belum jadi perawat, bahkan masih mahasiswa keperawatan, hehe.

[caption id="attachment_319643" align="aligncenter" width="303" caption="dok.pribadi. diantara pejuang HD dan mesin pencuci darah, hehe"]

13972316461899320288
13972316461899320288
[/caption]

Salam semangat cari ilmu, dari mahasiswa keperawatan tingkat akhir! :D

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun