Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keperawatan Keluarga: Supervisi, Super Sekali!

22 Juni 2014   02:22 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:52 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_330200" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. Foto bersama setelah supervisi dengan keluarga binaan. legaaa rasanyaaa"][/caption]

Dinas Keperawatan keluarga yang sudah hampir usai, sejak senin tanggal 16 Juni kemarin hingga hari senin mendatang. Dinas Keperawatan keluarga mungkin adalah target terakhir kami menggunakan kata ‘dinas’ karena seterusnya dinas tidak akan ada lagi untuk mahasiswa tingkat III yang sudah akan pensiun, dan akan menyelesaikan tugas akademik yang terakhir.

Diawal merasa aneh dengan sistem dinas keperawatan keluarga. Pertama untuk dapat pasien kita harus laporan ke puskesmas, sedangkan di puskesmas agak membingungkan. Walhasil kami seperti PKMD kemarin, medatangi setiap rumah warga dan mewawancarai satu persatu keluhan kesehatan yang terdapat di dalam keluarga. Setiap kelompok diusahakan berada di daerah yang sama, tidak boleh berpencar, hal ini untuk mempermudah dosen mengunjungki kami.

Suatu kesyukuran karena pembimbing kelompok ku adalah seorang spesialis keperawatan komunitas. Ibu Dwi Agustanti,.Mkep,.Sp.Kom. beliau sejak awal selalu membimbing kami. Kami memiliki jeda waktu untuk mengunjungi keluarga, jika kita mengunjungi setiap hari nonstop, mungkin kluarga akan terganggu karena kedatangan mahasiswa terus menerus, mungkin juga keluarga yang memiliki penyakit Hipertensi, bisa kumat hipertensinya karena kedatangan kami terus.

Jadi ada jeda bagi kami. hari ini Kami datang melakukan asuhan keperawatan keluarga, esok kami bimbingan di ruangan bu Tanti. Begitu seterusnya. Jadi setiap proses pengerjaan Askep pun di pantau oleh bu Tanti, berbagai pertanyaan pun siap di jawab oleh bu Tanti.

Oke selanjutnya, kelompok kami memang sudah menetapkan jika hari Jumat kami akan melaksanakan Supervisi (Ujian melakukan Asuhan Keperawatan keluarga). Di setiap keluarga kami melakukan hal yang berbeda, tergantung masalah yang muncul dan scoring yang telah dihitung. Setelah scoring, kita mengetahui permasalahan apa yang menjadi prioritas dalam keluarga tersebut. Yak beda ya dengan Askep KMB, Askep KGD, Askep Maternitas? Namanya juga Askep Komunitas, ini sangaat berbeda.

[caption id="attachment_330202" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. di depan persawahan. (masih) mencari keluarga binaan"]

14033530012065873229
14033530012065873229
[/caption]

Kami mendapatkan dua keluarga. Satu keluarga binaan, satunya keluarga resume. Di keluarga binaan inilah kami melakukan supervisi. Rute awal yang akan dilakukan supervisi dimulai dari rumah yang paling jauh. Waktu ujian pun dilakukan fleksibel, sesuai kebisaan keluarga dan waktu anggora keluarga yang sakit berada dirumah. Untuk keluarga binaan ku yang berada di Desa Sendang Sari kecamatan Natar, Lampung Selatan. Memang agak jauh dari puskesmas Natar. Dan di hari Jumat itu (20 Juni 2014) adalah jadwal bagi raport untuk anak SD .

Setelah kontrak dihari sebelumnya, akhirnya waktu kesepakatan adalah jam 10 pagi. Pertama keluarga Suci dulu yang melakukan supervisi tentang ISPA. Nah ini si ayah dan bayi yang mengalami batuk dan pilek. Sayangnya Suci kurang persiapan, padahal penjabarannya sudah bagus. Disana juga bu Tanti turut memberikan Penkes pada keluarga si bayi untuk imunisasi yang teratur dan mengenalkan beberapa efek dari imunisasi. Penjabaran Pendidikan Kesehatan terjadi secara spontan saja, karena jiwa beliau memang spesial untuk keperawatan komunitas.

[caption id="attachment_330203" align="aligncenter" width="303" caption="dok. Pribadi. saat pengkajian. ayoo nimbang berat badan dik"]

14033530981625394149
14033530981625394149
[/caption]

Pukul setengah 10 Suci sudah beres melakukan penyuluhan. Sedangkan di keluarga binaanku? Waaah pintu rumahnya masih di gembok. Kami menunggu disana sekitar 15 menit. Kemudian bu Tanti bertanya tentang keluarga Binaan Soraya yang disana, apakah sudah siap? Kalo sudah siap lebih baik yang disana dulu. Ternyata keluarga Aya sudah siap. Dan tim dari Puskes dan kami menuju ke rumah keluarga binaan Aya. Kalau aku menunggu pasien ku semoga datang lebih awal, nunggu sama Kak Son. Krik-krik.. melihat gang, semogaa itu ibu yang punya rumah. Dan.. daaan.

Sip. Tepat jam 10 pagi ibu dan anaknya yang masih SD itu datang. Anak-anak si ibu yang wanita memang masih kecil-kecil.. 10 tahun, 7 tahun, dan 4 tahun. Sedangkan anak pertama dan kedua laki-laki berusia 16 dan 14 tahun namun sudah bekerja, putus sekolah.

[caption id="attachment_330205" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. ukur tinggi badan dikk"]

1403353150713441891
1403353150713441891
[/caption]

Mereka sudah sangat mengenalku, apalagi anak-anaknya. Mereka cantik semua. Pintar-pintar. Si adik yang kedua yang bernama An. TN rangking 4 dikelas, si kakak An.TA masih belum rangking semester ini. Si Adik TN dan si bungsu RD inilah yang sedang ISPA, batuk pilek terus.

“Terlambat ya? Maaf ya mbak.. dari ambil raport ini..”

“Iya bu gakpapa, dosen saya juga lagi menguji teman yang lain bu..”

“Wah meja nya gak ada lagi mbak, dipake untuk sodara yang kondangan disana.. pakai tikar aja ya mbak?”

“Iya bu gakpapa.. maaf ngerepotin ya bu..”

Mumpung dosen belum datang, aku mempersiapkan segala hal yang diperlukan. Mengeluarkan SAP (Satuan Acara Penyuluhan), Liflet, dan lembar penilaian kedalam satu map, mengeluarkan lembar balik, menyiapkan alat untuk demonstrasi dan sebagainya. Tak berapa lama.. si Adik bungsu, An. RD berusia 4 tahun nangis kuat dengan suara yang menggelegar, wah tambah meler kan ingusnya. “Huaaa gak mau.. gak mau di suntik.. huaaaaa” itu nangisnya anak umur 4 tahun. “Eh enggak dek, siapa yang mau nyuntik.. gak ada yang disuntik..” si adek tetep nangis. Oke akhirnya dibawa si ibu kebelakang deh.

Sedangkan adik TN masih menatapku sambil senyam-senyum menunjukkan gigi gripisnya. “Nanti kamu cobain obat dari aku ya, enak kok. Manis..” dibalas anggukan kepala olehnya sambil senyam-senyum.

Dari kejauhan dosen dan perawat di puskesmas datang, bersama teman-teman juga. Aku sudah siap. Sudah sedikit materi yang dibaca selama perjalanan menuju Natar tadi. Kemudian ada ibu tetangga yang ikutan datang karena penasaran kok ada baju putih-putih. Akhirnya si tetangga ikutan nimbrung, membawa anak bayi 5 bulan dan kakaknya berusia 7 tahunan. “Iya bu sini gakpapa, yuk gabung, biar tambah luas informasinya...” ucapku bahagia. Asik gak terduga-duga ada tetangga yang nimbrung jugaa :D

Aku mulai dengan fase orientasi, mengingatkan kontrak sebelumnya. Kemudian memasuki materi, aku menjelaskan secara perlahan, dan berusaha mengungkapkan sesuai kejadian sehari-hari, dengan bahasa yang mudah mereka cerna, berusaha menghindari bahasa kesehatan yang tidak semua masyarakat mengetahui. Sebagai calon perawat khususnya bidang komunitas, bahasa menjadi hal penting agar mudah dicerna oleh audiens. Hindari bahasa kesehatan atau bahasa latin yang tidak dimengerti masyarakat, jangan menggunakan bahasa yang kaku.

[caption id="attachment_330206" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. uhuk penyuluhaaan :D"]

1403353210485613593
1403353210485613593
[/caption]

TATAPAN MATA. Salah satu hal penting bagi penyuluh di masyarakat. tatapan mata kita harus bicara *tsaah* hal itu supaya audien merasa diperhatikan dan audiens klop dnegan apa yang kita informasikan. Kemudian MIMIK WAJAH dan SENYUM. Nah pelajaran ini hanya aku dapat saat menjadi penyiar radio di Soreceria RRI Produa FM saat masa SMA. Seorang penyiar harus senyum saat bicara, walaupun wajah si penyiar tak terlihat oleh pendengar. Tapi, jika mulut kita senyum, ucapan kita bahagia, pasti pendengar tahu bahwa si penyiar berbicara dengan relax dan baik. Akan beda kalau si penyiar bicara dengan murung, pasti suara yang dihasilkan pun jadi aneh.

Berusaha senyum disetiap ucapan. Memadukan tatapan mata, mimik wajah serta senyum, menjadi satu kesatuan yang pas untuk memberikan pendidikan kesehatan di masyarakat. Kemudian demonstrasi, pembuatan obat batuk dan pereda hidung mampet. Dengan bahan herbal, seperti yang sudah kita ketahui, pencampuran jeruk nipis, madu dan air hangat jadi andalan. Hehe.

[caption id="attachment_330207" align="aligncenter" width="539" caption="dok. Pribadi. masih penyuluhan. ibu-ibu antusias sekalii"]

1403353285671515956
1403353285671515956
[/caption]

Setelah melakukan demonstrasi, si adik yang sakit batuk dan pilek mencicipi rasanya, dan lihat responnya. Si adik sukaaaa. Rasanya manis sedikit asam. Audiens dipersilahkan bertanya pada penyuluh, namun tidak ada pertanyaan. Kemudian evaluasi. Evaluasi diberikan untuk mengetahui seberapa besar informasi yang diterima oleh audiens. Alhamdulillah audiens mampu menjawab dengan baik apa yang aku tanya, itu tandanya mereka cukup menguasai materi yang aku berikan. Supervisi nya Super sekali. Alhamdulillah. : )

Kemudian kami berfoto bersamaaa, akhirnya supervisi selesai, terimakasih keluarga binaan. Sehat selalu keluarga Tn. S :D

Salam Mahasiswa Tingkat Akhir! : )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun