[caption id="attachment_349280" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. disekitar tembok adalah air yang mengucur. sound nya bikin merinding. gelap banget juga. tapi ini yang paling bikin penasaran ke ruang selanjutnyaa"]
Plus, ada suara air dan airnyapun yang turun dari tembok. Deras. Tak jarang para pengunjung pun ikut terkena cipratan airnya. Seperti ada jembatan dengan pagar besinya.
Setelah melewati jembatan yang bikin merinding itu, kita akan memasuki Ruang Kenangan. Ruangan ini pun tak terang. Sengaja dibuat redup supaya menambah suasana yang pas dan sedih, lampu hanya kecil-kecil diatasnya. Disini Ruang Kenangan atau Memorial Hall. Berisi banyak tembok kcil-kecil seperti nisan namun lebih besar. Di tengahnya terdapat layar, di layar itu ada slide yang berisi foto-foto saat terjadi tsunami. Disana, masih ada sound tsunaminya yang kental. Oh ya, tembok memorial Hall ini adalah kaca.
[caption id="attachment_349282" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. Ruang kenangan (Memorial Hall)"]
Setelah itu kita kembali melewati suatu jalan yang hampir melingkar, menikung seperti di dalam sebuah kapal pesiar, yang didekat temboknya ada pagar besi. Setelah menelusuri jalan itu kita masuk ke ruang yang diberi nama Sumur Doa atau Chamber of Blessing. Masih dengan suasana yang redup.
[caption id="attachment_349283" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi."]
Hanya di terangi lampu kecil bewarna kuning di beberapa temboknya. Memasuki ruangan, ya, temboknya seperti sumur, melingkar. Ada banyak tulisan di sana, disekitar tembok adalah tulisan nama-nama korban tsunami.
[caption id="attachment_349284" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. ini ruangan melingkar, di sekelilingnya adalah nama-nama para korban tsunami"]
[caption id="attachment_349286" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi"]
Sedangkan di atapnya seperti cerobong yang pada ujungnya terlihat tulisan melingkar dan bersinar bertuliskan ALLAH dalam bahasa Arab. Ada Sound nada orang berdoa disini, sangat takzim dan menyentuh dengan suaranya yang indah. Cengah Maya bertutur saat aku memasuki ruangan ini.. “Berdoa Lan, kalau disini, doain mereka yang sudah mendahului...” dibalas senyum dan bilang “iya Cengah, pasti tu.” *dengan logat Aceh* uhuk.
[caption id="attachment_349285" align="aligncenter" width="539" caption="dok. pribadi. ALLAHUAKBAR"]