tulisan pada foto diatas:
Makam Syeich Abdurrauf Bin Ali Alfansuri/ Syiah Kuala
Gampong Dayah Raya Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, Prov. Aceh
Lahir tahun 1001-H (1591-M) wafat pada hari Isnin 21 Syawal 1106 H (1696 M) dalam usia 105 tahun, dikebumikan pada tempat yang diamanahkannya di Gampong Menasah Dayal Kuala Aceh, Sekarang Desa Dayah Raya
Almarhum menjabat selaku kadhi Malikul Adil, pada Kerajaan Aceh Darussalam mulai pada masa pemerintahan para Ratu.
59 Tahun Aceh Dibawah Pemerintahan Para Ratu
1.Ratu Safiatuddin Syah dari 1050-1086 h (1641-1675 M), mangkat hari Ahad 12 Sya'ban 1086 H. Makamnya di komplek Baperis Banda Aceh
2.Ratu Naqiatuddin Syah dari tahun 1086-1088 H (1675-1678 M), mangkat hari Ahad 01 Zulqaidah 1088 H. Makamnya dikandang dua belas Banda Aceh.
3.Ratu Zakiatuddin Syah dari tahun 1088-1098 H (1678-1688 M), mangkat hari Ahad 08 Zulhikkah 1098 H. Makamnya dikandang dua belas Banda Aceh.
4.Ratu Kamalat Syah dari tahun 1098-1106 H (1688-1699 M), mangkat hari Ahad 28 Zulhijjah 1116 H. Makamnya di kandang dua belas Banda Aceh.
Pada masa pemerintahan Para Ratu. Pada hakikatnya, yang memegang kendali Pemerintah adalah Para Ulama. Nama Almarhumah sudah diabadikan pada perguruan tinggi di Aceh, yaitu Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), untuk mendidik mahasiswa agar menjadi manusia yang berbudi luhur dan berakhlak mulia.
Khadam Makam Syiah Kuala tidak boleh berpindah tangan dari keturunan Syeich Abdul Wahid.
Ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainal Abidin (RSUDZA)
Sepulang tadi, sekitar pukul empat sore, Cengah Maya dan Bang Ferdi akan menjenguk saudara yang sakit. Sakit sesuatu yang cukup parah, diidap oleh anak muda yang baru 3 bulan memasuki masa kuliah di Jakarta ini. Oke, intinya aku minta ikut untuk menjenguk. Sekalian. aku juga ingin melihat kondisi rumah sakit umum di Aceh ini. ternyata RSUD disini sudah dalam perbaikan, banyak yang baru. Lebih modern kata Cengah Maya. Aku seperti tamu yang baru pertama kali datang dirumah orangnih. Melihat-lihat ke atas samping, kenan, belakang. Huaa, melihat juga para perawatnya, dokter pun para Koas yang sedang bertugas. VIP Geureutee tempat saudara di rawat, kami memasuki. Terlihat seorang lelaki muda yang usianya dibawah aku sedang terbaring sambil memakan roti isi cokelat. Ibunya dan ayah setia menemani, saat ibunya bertemu memeluk Cengah Maya, air mata bercucuran. Ibunya adalah saudara dari Bang Ferdi (suami Cengah Maya). Mengobrol dan cerita. Tak lama. Takut mengganggu setelahnya kami pulang kembali, kami semua berdoa agar operasi yang akan dijalankan lancar dan sukses Aamiin. Walaupun akhirnya, kemarin, 2 November 2014. Ada suatu rencana Allah yang lebih baik menurut-Nya mengenai kondisi seterusnya bagi si Sakit. Semoga Khusnul Khotimah, Aamiin.
Last Dating With Cengah Maya
Beberapa hari ini, sebelum keberangkatan kembali ke Lampung, tiap sore kami selalu wisata kuliner berdua. Yang aku khawatirkan hanya satu, berat badan ini latah naiknya huhu. Tapi enggak, aku gak khawatir. Sekali-kali gakpapa deh. Sore ini setelah berlelah ke berbagai tempat di Banda Aceh, aku dan kembaran menuju tempat makan baru. Pengusaha dari Kuala Lumpur. Nama resto nya ‘Canai Mamak’. Disini menu sebagian besar Canai. Seperti roti terigu yang lebar, biasanya di konsumsi orang arab dengan daging kambing, atau kalau di sini Canai di pakai untuk campuran Martabak telur ala Aceh. Kami memesan makan, kemudian memesan Canai Durian, karena aku belum pernah coba hehe.
Dengan dekorasi modern, ala Malaysia resto ini berdiri. Makin sore, pengunjung makin ramai. Kokinya lelaki semua, justru kaum perempuan yang banya wara-wiri melayani pemesan. Seperti biasa, obrolan khas ala anak muda yang selalu kami bicarakan. Tsaah. Ibu Muda yang sudah punya tiga jagoan ini, pengetahuannya luaas, karena banyak baca dan sudah banyak pengalaman mungkin ya. Salut sama Dosen Ekonomi Akuntansi Unsyiah Kuala ini, ah bakal kangen berat nih sama kembaranku satu ini :’D Makasih Cengah Segalanya selalu berkesaaan : )
Yak menutup hari ini, malam harinya aku mulai Packing. Segalanya disiapkan. Karena besok sekita jam 10 aku harus sudah di Bandara. Packing pun dibantu Cengah Maya, ah dasaaar. Kata Cengah Maya, Packing itu ada dasarnya, ada triknya, supaya baju yang buanyak bisa muat semua di dalam koper hehe.
Menikmati malam terakhir. Melihat Bang Fatan yang kini mulai mau nulis novel, Bang Faris yang suka banget buku bergambar dan dengar musik, si Fabian usia 1 tahun yang sudah bisa bilang.. “Num!Yah!Mama!Koko!Baaa!aaaah (habis minum, ala minum sprite)” dan joged geleng-gelengnya. Bakal rindu suasana ketawa, suasana becandaan sama seisi rumah keluarga Cengah Maya. Ya, mungkin lebih dekat, karena sebagian besar aku lebih lama menginap disini, walau keramah saudara yang lain sempat menginap 1-2 hari.Aceh, me gonna miss you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H