Di sisi lain memang bandara penerbangan internasional Sultan Iskandar Muda saat itu penuh dengan barang yang hanyut dan mayat bergelimpangan karena Tsunami.
Trauma. Ini yang dirasakan Bang Ferdi, suaminya Cengah Maya. Bang Ferdi sekarang gak mau lagi kelaut. Saat ini alasannya... “Sudahlah, laut tu bikin hitam saja, capek, keringatan..” tutur Bang Ferdi sambil geleng-geleng, saat diajak ke Pantai Lampuuk saat itu. Tapi istrinya lebih tau. Cengah Maya bilang, “Memang sejak dulu pertama ketemu Bang Ferdi gak suka laut. Tapi waktu Tsunami itu pernah trauma juga mungkin ya.
Waktu itu Bang Ferdi cari saudaranya atau temannya gitu di jembatan dan dipingggir laut setelah tsunami. Saat itu bergelimpangan mayat. Dia tahan bau dan tahan pandangannya lihat mayat-mayat itu, sampai akhirnya harus disuntik tetanus karena kakinya menginjak besi tajam saat cari temannya,” Itu tutur Cengah Maya.
Saat Tsunami, keluarga di Aceh belum menjadi beberapa. Hanya ada keluarga Wancik Iq dan Alm.Ayah Haidar. Ayah Haidar inilah yang memiliki anak-anak yang kini sudah berkeluarga. Seperti Cengah Maya dan Cudo Winda yang menetap di Aceh. Sedangkan Teh Nova menetap di Kediri. Saat itu keluarga Ayah Haidar memiliki asisten rumah tangga, setiap malam minggu dan hari minggu, selalu menginap di rumah yang berada di daerah Darussalam.
Sedangkan “mbak” asisten rumah tangga ini rumahnya di dekat laut didekat pantai Lampuuk. Entah kenapa pada tanggal 24 Desember 2004 itu, saat ditawati menginap di rumah seperti biasanya “mbak” itu tak mau.
Katanya ia akan kedatangan saudara. Ini tak biasanya. Namun ternyata di tanggal 26 Desember itu tsunami datang dan mbak itu meninggal terbawa tsunami.
Semoga mendapat Pahala Syahid mbak ya.. :”)
Sempat menjadi perawat di Klinik Athari Banda Aceh, tentu menemui oranglain baik berprofesi sebagai perawat atau dokter. Setelah berkenalan dan obrolan, kami akhirnya selalu berbicang tentang Tsunami. Siapa lagi yang mengulas? Kalau bukan aku yang bertanya.hehe
Kak Hamna aku memanggilnya, keluarganya berada di Aceh Selatan. Saat kejadian tsunami dirinya sedang pendidikan Akper di atas gunung tepatnya, aku juga lupa institusinya. Keluarga selamat semua, Alhamdulillah. Hanya merasakan gempa dan air yang naik saja.