Mohon tunggu...
Rinta Wulandari
Rinta Wulandari Mohon Tunggu... Perawat - A Nurse

wanita muslim, senang menulis, seorang perawat, Pejuang Nusantara Sehat Batch 2 Kemenkes RI. Punya banyak mimpi. twitter: @rintawulandari Karya yang pernah di terbitkan: - Tahun 2011 menulis buku bersama empat orang teman SMA berjudul “Buku Penting SMA” (Pustaka GoodIdea Indonesia), menulis cerita anak berjudul “Pelajaran Buat Kiki” (Lampung Post), cerita anak “Hantu Toilet” ( Lampung Post )- Tahun 2013 menulis antologi kumpulan cerpen berjudul “Dakwah dan Cinta” (Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerita anak berjudul “Pelangi untuk Ananda” ( Pustaka Jingga), antologi kumpulan cerpen horor berjudul “The Haunted Night” (Meta Kata), antologi kumpulan cerpen horor komedi berjudul “Hantu Koplak in Action” (Publishing Meta Kata), cerpen yang berjudul “Jiwa Yang Luka” menjadi nominasi cerpen Favorite oleh event LMCR Rayakultura Rohto, cerpen berjudul “Cerita Lain pada Pantai Itu” diterbitkan dikoran Dinamika News, antologi kumpulan cerpen "Ruang(tak bernyawa)" oleh Az-Zahra Publisher. Tahun 2014; Cerita Anak Kode Rahasia Dika (Lampung Post), juara 3 even Phobia (Cerpen: Darah? No!)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Mengulas Serpihan-serpihan Tsunami Aceh

26 Desember 2014   14:12 Diperbarui: 26 Desember 2021   06:46 3372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pribadi. monumen tsunami di sisi Kapal Terapung. lihat jam nya. ada peta provinsi Aceh, serta jam kejadian.. pukul 8 pagi

Bandar Lampung, 26 Desember 2014 

Beberapa waktu lalu tepatnya di bulan Oktober aku berkesempatan mengunjungi Serambi Mekkah. Waktu dan saat yang tepat akhirnya diberikan Allah untuk menuju kesana, menemui saudara-saudara yang sangat aku rindukan, di Banda Aceh.

Memperingati 10 tahun Tsunami di Aceh pada hari ini, izinkan aku mengulas serpihan tsunami itu. banyak kisah yang terulas dengan berbagai ekspresi saat bertanya langsung pada warga Aceh yang pada 26 Desember 2004 lalu mereka merasakan sendiri dahsyatnya Tsunami itu. 

Aku dan mereka adalah sama-sama warga Sumatera. Tapi keinginanku begitu kuat untuk tau apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana dengan mereka saat kejadian tersebut. Jadilah, saat menemui orang-orang disekitar, aku pasti bertanya, “Saat Tsunami kau lagi dimana? Bagaimana kejadiannya?” untuk saudaraku sendiri tentu aku sudah mengetahui kisah mereka. oke kita ulas dari kisah terdekat.. dari saudara ku sendiri-warga Aceh di klinik- lalu dengan orang Aceh yang baru ku kenal.

dok. BBM. Semoga Aceh lebih Istiqamah
dok. BBM. Semoga Aceh lebih Istiqamah
Terpisah di Lapangan Blang Padang

26 Desember 2004 lalu, seluruh anggota keluargaku panik. Setelah mengetahui gempa berkekuatan 9,8 Scala Richter waktu itu menerpa provinsi Aceh. Tak hanya itu isu tsunami menyebabkan keluarga ku yang berada di Bandarlampung teramat panik. 

Terlebih pada ayahku, yang keluarganya sebagian besar ada di Aceh. Saat itu stasiun televisilah satu-satunya pemberi informasi tercepat. Karena saluran telepon seluler seutuhnya tak terhubung. 

Setelah beberapa lama berada dalam kegundahan dan kebingungan, hingga aktifitas di Bandarlampung terhenti, menanti kabar saudara di Banda Aceh. 

Akhirnya kami sekeluarga bernafas lega, ternyata keluarga di sana selamat semua. Tak ada korban, di daerah Darussalam dan sekitarnya itu kenaikan air dan gempa saja. Alhamdulillah.

dok. pribadi. Lapangan Blang Padang kini,foto diambil Oktober 2014
dok. pribadi. Lapangan Blang Padang kini,foto diambil Oktober 2014

dok. pribadi. saat itu di Lapangan Blang Padang inilah abang Harris main bola, sampai akhirnya tsunami menerjang
dok. pribadi. saat itu di Lapangan Blang Padang inilah abang Harris main bola, sampai akhirnya tsunami menerjang
Ternyata kabar baik itu memang tak di lewati keluarga di Aceh dengan santai. Sempat ada kepanikan, karena saat itu kakak sepupu ku, aku memanggilnya Bang Harris saat kejadian Tsunami, sedang bermain bola. Ia bermain Bola di Lapangan Blang Padang. Kemudian orang teriak “Air...air... air..” keras-keras. 

Mendengar suara bising air naik. Seluruh warga yang beraktivitas di lapangan karena memang hari itu hari minggu. Berlarian. Sebagian memanjat pepohonan yang ada disekitar lapangan. Ada pohon Asam disana. Jadilah Abang Harris memanjat pohon Asam yang pohonnya lebar dan besar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun