Sebuah pesan berantai berupa surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden Jokowi berjudul "VAKSINASI PRESIDEN HARUS DIULANG DAN HATI-HATI DENGAN VAKSINASI," beredar luas di media sosial WhatsApp.
Dibagian atas tertulis nama kota tempat penulisan surat besarta tanggalnya: Cirebon Indonesia, 14 Januari 2021. Kemudian dilanjutkan dengan tujuan surat: Kepada Yth : Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo
Di tempat. Sedangkan di bagian bawah tertera nama penulisnya dr. Taufiq Muhibbuddin Waly Sp.PD.
Inti dari surat yang isinya lumayan panjang ini seperti terlihat pada paragraf pertama dan keenam, dengan tegas menyebutkan bahwa penyuntikan vaksin pertama Presiden Jokowi gagal dan harus diulang sebelum dilanjutkan penyuntikan vaksin kedua.
Kesimpulan ini diambil dr. Taufiq Muhibbuddin Waly Sp.PD, setelah mengamati secara berulang-ulang video proses penyuntikan Jokowi dan setelah berdiskusi dengan para dokter dan perawat senior. Menurut dr. Taufiq penyuntikan vaksin tersebut gagal dan Jokowi dia anggap belum divaksin.Â
Alasan pertama adalah menurut aturan injeksi vaksin Sinovac didesain harus intramuskular atau menembus otot agar masuk ke dalam darah. Yaitu harus dilakukan dengan suntikan tegak lurus 90 derajat. Sedangkan Alasan kedua vaksin Sinovac harus menggunakan jarum suntik dengan volume 3 cc (spuit 3cc).
Sementara menurut pengamatan dr. Taufiq, proses penyuntikan Jokowi dilakukan dengan jarum suntik 1 spuit dan masih ada yang tersisa. Penyuntikan juga dilakukan tidak tegak lurus sehingga hanya sampai di kulit (intrakutan) atau dibawah kulit (sub kutan). Dan itu berarti vaksin tidak masuk ke darah.Â
Selain itu dr. Taufiq juga menyinggung reaksi Antibody Dependent Enhacement (ADE) yang dapat menyebabkan virus-virus mati yang berada dalam vaksin Sinovac dengan mudah masuk kedalam sel-sel organ penting seperti jantung,otak,ginjal. Dan bila hal itu terjadi maka bisa saja menyebabkan kerusakan organ-organ vital bahkan mengakibatkan kematian
***
Benarkah seperti yang dikatakan dr. Taufiq itu?
Ketua Satgas Covid19 dari Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban telah memberikan tanggapan terkait surat dr. Taufiq tersebut lewat akun Twitter-nya. Zubairi menyanggah bahwa apa yang dikatakan dr. Taufiq tersebut tidak benar.
Zubairi Djoerban menyebutkan bahwa menyuntik tidak harus tegak lurus dengan cara intramuskular. Menurut Zubairi itu adalah pemahaman lama atau mitos sambil menyarankan untuk membaca sebuah penelitian berjudul: "Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 derajat".
Tetapi saya pikir Tim Satgas Covid19 tidak cukup hanya membuat sanggahan lewan media sosial. Tim Satgas harus membuat pernyataan yang dapat lebih meyakinkan publik lewat konferensi pers terkait surat dr. Taufiq tersebut tanpa harus mengekang kebebasan berpendapat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H