Menanggapi hal tersebut, Mbak You memberikan klarifikasi. Dia menganggap bahwa penerawangannya sudah dipotong dan banyak yang salah kaprah terkait penerawangannya mengenai Jokowi. Dan Mbak You meminta agar terwangannya jangan dipelintir dan dipenggal-penggal.
Mbak You mengatakan maksudnya pergantian presiden itu di 2024, bukan 2021. Dan yang dimaksudnya bukan presiden Jokowi tetapi presiden berikutnya. Menurut Mbak You tidak ada pergantian presiden 2021 tetapi dia menyebut politik akan memanas dan akan terjadi pergantian kabinet atau reshuffle kabinet.
Saya sudah berusaha mencari video Mbak You yang dimaksudkan Muannas tetapi tak kunjung ketemu. Apakah sudah dihapus atau saya yang tidak pintar mencarinya. Saya hanya ingin memastikan apakah Mbak You benar-benar tidak mengatakan demikian atau berubah setelah digertak akan dilaporkan ke Polisi sehingga dia buru-buru membuat klarifikasi?
Sama seperti Nikita Mirzani, saya juga sama sekali tidak percaya dengan ramalan-ramalan termasuk ramalan Mbak You. Karena menurut saya ramalan itu hanya untung-untungan. Bisa terjadi dan bisa meleset. Siapapun bisa meramal dan ramalannya bisa terjadi dan bisa pula meleset.
Sebagai guru matematika saya mempelajari Teori Kemungkinan atau Probabilitas. Semua kemungkinan bisa terjadi. Ada yang pasti terjadi (kepastian) dan ada yang tidak mungkin terjadi (kemustahilan). Diantaranya ada indeks 0,00 sekian hingga 0,99 sekian, atau 0,00 sekian persen hingga 99,99 sekian persen.
Selain itu ada prediksi angka dari ilmu statistika tentang apa saja. Tentang pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan bahkan ada quick count hasil pemilu dan pilkada. Tetapi semuanya dilakukan mengikuti metodelogi yang sahih dan yang pasti bukan ramalan model Mbak You.
Mengenai 2024 akan terjadi pergantian presiden, hal itu tak diramalpun orang sudah tahu. Anak SD yang sudah mengerti mengenai masa jabatan presiden pun tahu bahwa 2024 adalah masa pergantian presiden. Dan saya dapat memastikan bahwa Jokowi pasti tak akan terpilih lagi.
Tidak ada yang melarang Mbak You untuk terus meramal tetapi tidak ada pula yang memaksa kita harus mempercayai ramalannya. Sebagai masyarakat yang mengaku bertuhan, akan lebih baik jika kita mengimani apa yang dikatakan Kitab Suci kita masing-masing.
Sumber: insertlive (9/1/2021), detikhot (12/1/2021), JPNN.com (12/1/2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H