Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Akibat Bocor Data, Berkali-kali Ditelepon Penjahat Hingga Pernah Kalut

15 Januari 2021   14:29 Diperbarui: 15 Januari 2021   16:03 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital seperti sekarang ini sangat sulit atau bahkan mustahil rasanya melindungi data diri dan keluarga agar benar-benar aman dari incaran para penjahat yang terus bergentayangan di jagat maya.

Apakah karena faktor kelalaian dan ketidaktelitian yang terlalu mudah memberikan atau membagikan data pribadi dan keluarga ke berbagai aplikasi, atau karena kebocoran data dari pihak kedua, yang jelas saya sudah berkali-kali mendapatkan telepon dari penjahat dengan berbagai modus.

Lebih dari puluhan kali saya pernah dihubungi berbagai nomor telepon kantor ID Greater Jakarta. Beberapa kali saya angkat dan mereka rata-rata menawarkan produk asuransi atau jenis barang lainnya. 

Setelah itu saya tidak pernah lagi mengangkatnya dan nomornya langsung saya blokir. Saya menyebut mereka penjahat karena mereka dapat menyebutkan data pribadi saya secara akurat, mulai dari alamat, tempat kerja, data keluarga dan sebagainya.

Dua kali saya dihubungi orang yang mengaku-ngaku sebagai customer service Bank Tabungan Negara (BTN). Dia mengetahui saya sebagai nasabah bank tersebut dengan menyebut nomor rekening saya, dan meminta saya mengirimkan data tertentu agar saya bebas dari biaya setiap kali melakukan transaksi perbankan.

Beberapa kali saya dihubungi oleh orang-orang yang mengaku sebagai petugas dari aplikasi belanja online, diantaranya orang yang mengaku dari Sophie. Dia menyebut bahwa saya mendapatkan hadiah 3 juta rupiah.

Ketika saya menyebut bahwa saya tidak pernah menggunakan aplikasi belanja itu, anehnya dia berusaha meyakinkan saya dengan membacakan identitas saya mulai dari nomor Kartu Tanda Penduduk (KTP) lengkap dengan alamat dan pekerjaan.

Saya sama sekali tidak sampai tertipu karena saya tahu bahwa mereka adalah penjahat tetapi yang tidak saya pahami adalah, darimana mereka mendapatkan data-data saya seakurat itu?

Saya juga pernah mendapat telepon dari aplikasi gojek yang intinya bahwa saya mendapatkan hadiah tunai 2,5 juta rupiah yang ujung-ujungnya saya harus mentransfer sejumlah uang agar dana yang 2,5 juta tersebut dapat dikirimkan ke rekening saya.

Tetapi yang paling parah dari semuanya yang sempat membuat saya sters adalah ketika suatu hari kira-kira pukul 12.00 WIB saya sedang mengajar. Tiba-tiba seseorang yang mengaku sebagai Tata Usaha di sekolah anak saya menghubungi saya.

Dia menyebutkan namanya, nama saya dengan jelas, nama anak saya dengan akurat dan nama sekolahnya dan nama beberapa gurunya. 

Dia mengatakan bahwa saat anak saya dan teman-temannya sedang bermain-main pada jam istirahat, tanpa sengaja temannya mendorong anak saya hingga jatuh dan kepalanya bagian belakang pecah.

Katanya kondisi anak saya dalam keadaan kritis dan sedang dirawat di Rumah Sakit Lapangan dengan menyebut nama dokter yang menanganinya. Intinya kalau anak saya ingin tertolong, saya harus mentransfer sejumlah uang untuk membeli peralatan yang hanya tersisa satu buah dan kalau tidak anak saya tak akan tertolong.

Mereka mengirimkan nomor rekening dan detail jumlah uang yang harus saya kirimkan. Dan anehnya kemudian saya ketahui bahwa jumlah uang yang disebut itu persis sama dengan uang yang baru saja saya terima di rekening saya.

Mendengar cerita kondisi anak saya seperti itu saya langsung kalut dan meraung histeris. Untunglah saya berpikir untuk pergi ke sekolah anak saya. Sesampainya di sekolah dan melihat anak saya dalam keadaan sehat walafiat, saya langsung memeluknya. Guru-guru dan teman-temannya juga ikut heran.

Saya sudah berkali-kali mendapatkan telepon dengan berbagai modus penipuan. Tetapi kali ini saya benar-benar kecolongan dan sempat hampir-hampir tertipu. Karena yang mereka peralat adalah anak saya deng data yang akurat.

Belajar dari hal tersebut saya semakin berhati-hati mengenai segala hal yang menyangkut data privasi, diri sendiri dan keluarga dengan memperhatikan hal-hal berikut:

Pertama agar lebih berhati-hati memberikan atau membagikan data pribadi dan keluarga kepada siapapun dan kepada pihak manapun, baik di dunia nyata terutama di dunia maya.

Kedua ketika mendapatkan telepon dari orang tak dikenal yang mengaku-ngaku dan menawarkan produk apapun, agar lebih berhati-hati dan jangan dilayani. Lebih baik langsung diputuskan dan diblokir saja.

Semoga cerita ini bermanfaat agar kita terhindar dari berbagai modus penipuan akibat kebocoran data pribadi, baik karena unsur kelalaian maupun karena ulah oknum pihak kedua yang memperjualbelikan data. (RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun