Dia menyebutkan namanya, nama saya dengan jelas, nama anak saya dengan akurat dan nama sekolahnya dan nama beberapa gurunya.Â
Dia mengatakan bahwa saat anak saya dan teman-temannya sedang bermain-main pada jam istirahat, tanpa sengaja temannya mendorong anak saya hingga jatuh dan kepalanya bagian belakang pecah.
Katanya kondisi anak saya dalam keadaan kritis dan sedang dirawat di Rumah Sakit Lapangan dengan menyebut nama dokter yang menanganinya. Intinya kalau anak saya ingin tertolong, saya harus mentransfer sejumlah uang untuk membeli peralatan yang hanya tersisa satu buah dan kalau tidak anak saya tak akan tertolong.
Mereka mengirimkan nomor rekening dan detail jumlah uang yang harus saya kirimkan. Dan anehnya kemudian saya ketahui bahwa jumlah uang yang disebut itu persis sama dengan uang yang baru saja saya terima di rekening saya.
Mendengar cerita kondisi anak saya seperti itu saya langsung kalut dan meraung histeris. Untunglah saya berpikir untuk pergi ke sekolah anak saya. Sesampainya di sekolah dan melihat anak saya dalam keadaan sehat walafiat, saya langsung memeluknya. Guru-guru dan teman-temannya juga ikut heran.
Saya sudah berkali-kali mendapatkan telepon dengan berbagai modus penipuan. Tetapi kali ini saya benar-benar kecolongan dan sempat hampir-hampir tertipu. Karena yang mereka peralat adalah anak saya deng data yang akurat.
Belajar dari hal tersebut saya semakin berhati-hati mengenai segala hal yang menyangkut data privasi, diri sendiri dan keluarga dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Pertama agar lebih berhati-hati memberikan atau membagikan data pribadi dan keluarga kepada siapapun dan kepada pihak manapun, baik di dunia nyata terutama di dunia maya.
Kedua ketika mendapatkan telepon dari orang tak dikenal yang mengaku-ngaku dan menawarkan produk apapun, agar lebih berhati-hati dan jangan dilayani. Lebih baik langsung diputuskan dan diblokir saja.
Semoga cerita ini bermanfaat agar kita terhindar dari berbagai modus penipuan akibat kebocoran data pribadi, baik karena unsur kelalaian maupun karena ulah oknum pihak kedua yang memperjualbelikan data. (RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H