Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Kebiasaan Warganet +62, Ngegas Tanpa Menyimak Konten

12 Januari 2021   17:49 Diperbarui: 12 Januari 2021   18:05 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Peribahasa "dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung" mengajarkan kita agar selalu beradaptasi serta menghormati adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat setempat tempat dimana kita tinggal. 

Sebutlah kita tidak harus mengikuti ritual adat-istiadat di lingkungan kita karena hal-hal yang sifatnya prinsip, tetapi paling tidak kita harus mengetahui apa yang boleh dan apa yang "pantang" dilakukan dan diucapkan.

Belajar dari peribahasa tersebut, jika Anda tinggal di zona internet +62 maka sebaiknya Anda mengetahui kebiasaan-kebiasaan warganetnya yang saya sebut "rada aneh" atau ngeri-ngeri tak sedap, hehehe...

Ada baiknya kita mengetahui kebiasaan-kebiasaan itu bukan untuk ditiru apalagi harus menghormatinya? Tetapi untuk wanti-wanti saja agar kita jangan kaget dan kuat mental jika tiba-tiba dibully tanpa sebab yang jelas.

Kalau Anda ingin latihan, cobalah sering-sering atau cukup sekali-kali sajalah melihat komentar-komentar di artikel bertema politik atau agama. Anda akan melihat bahasa-bahasa barbar yang saling memaki antara "cebong" versus "kadal gurun" yang bermetamorfosa dari "kampret", hehehe...

Belajar dari situ, jika Anda kebetulan atau sengaja membuat sebuah konten atau membagikan tautan di Facebook atau Twitter, baik itu berupa tulisan, gambar atau video, maka siap-siaplah terhadap beberapa kemungkinan berikut ini:

Kemungkinan pertama dan yang paling sering terjadi adalah Anda harus siap mendapatkan komentar yang ngegas tetapi tidak nyambung dengan konten yang Anda bagikan. Misalkan konten kita tentang a tetapi dikomentari mengenai z.

Tapi tak perlu heran. Hal itu umumnya disebabkan karena warganet+62 agak malas membaca artikel ataupun menonton video sampai habis. Penyebabnya kebanyakan karena memang benar-benar malas menyimak tetapi konon banyak juga karena mereka menggunakan mode gratis sehingga tidak dapat melihat kontennya, hehehe...

Beberapa kali saya kena maki dengan bahasa barbar terkait konten yang saya bagikan. Dan anehnya sebenarnya saya ada di pihak yang sama dengan yang memberi komentar. Tetapi karena dia hanya membaca judulnya saja tanpa melihat isinya, jadilah dia ngegas pool, hehehe...

Awalnya saya sempat terpancing emosi dan membalasnya dengan bahasa yang tak kalah sadis. Tetapi kemudian saya sadar, kalau begini apa bedanya saya dengan dia? Akhirnya saya biarkan saja dia ngoceh sampai berbuih, toh tak ada ruginya juga bagi saya, hehehe...

Kadang kalau komentarnya bagus saya layani dengan bagus tetapi kalau komentarnya ngaco, saya cuekin saja tetapi kalau sudah terlalu dan tidak dapat ditolerir, tinggal di delete atau diblokir saja, habis perkara, hehehe...

Kemungkinan kedua yang sering terjadi adalah jika konten atau komentar Anda tidak sesuai dengan selera atau tidak sependapat dengan mereka maka Anda akan dianggap sebagai musuh, disebut kofar-kafir jika dianggap tak "seakidah" atau dicap sebagai buzzerRp jika komentar Anda mendukung kebijakan pemerintah.

Kemudian yang tidak kalah menarik, yang perlu Anda ketahui adalah konten berbau seks sering disebut sebagai konten "pemersatu bangsa" karena disana hampir semua warganet akur tanpa mempersoalkan latar belakang cebong atau kadrun. Dan disana gambar kakek Sugiono akan sering muncul dengan berbagai kostum, hehehe...

Sebenarnya masih banyak lagi yang ingin saya bahas tapi saya sudahi dulu sampai disini dan berharap semoga kedepannya warganet +62 akan semakin bijaksana dan santun dalam menggunakan internet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun