Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Berbeda tetapi Mirip dengan Puyono, Dahnil: "Penumpang Gelap" Itu Bukan Kelompok tetapi Motivasi Politik

14 Agustus 2019   06:00 Diperbarui: 14 Agustus 2019   06:19 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi : CNN Indonesia.com

"Kelompok-kelompok penumpang gelap kan banyak, misalnya kan, waktu itu, beberapa tokoh HTI yang ikut dalam pemenangannya Pak Prabowo-Sandi. Tapi saya tidak mengatakan mereka negatif. Artinya mereka kan dengan suka rela. Waktu itu mereka mungkin punya perjuangan yang sama. Artinya, ketika misalnya HTI ditutup, ya kan artinya mereka juga menjadikan Joko Widodo musuh bersama mereka." (Wawancara Arief Puyono dengan Kompas TV, dikutip dari WowKeren.com)

Berbeda dengan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono yang menyebut bahwa penumpang gelap itu adalah kelompok-kelompok dan salah satunya adalah tokoh-tokoh HTI, tetapi Dahnil Anzar Simanjuntak, Juru Bicara Ketua Umum Gerindra, menyebutkan bahwa "penumpang gelap" itu bukan kelompok, bukan relawan, bukan tokoh politik dan bukan emak-emak.

Berdasarkan penjelasan Dahnil dalam akun Twitter-nya @Dahnilanzar, khususnya nomor urut dua dan empat, Dahnil menyebut bahwa penumpang gelap itu adalah pihak yang memiliki motivasi politik untuk konflik dan menganggap konflik itu hanya colletral damage. Dan Dahnil sama sekali tidak menyinggung HTI.

Untuk lebih jelasnya perhatikan teks cuitan Dahnil berikut ini:

2) Istilah Penumpang gelap muncul oleh Waketum @Gerindra @Don_dasco terkait dg keprihatinan Pak @prabowo terkait dg potensi konflik horisontal yg bisa muncul pasca Pilpres, namun ada 1 pihak, bukan kelompok,yg menganggap konflik itu hny colletral damage, dan Pak PS keberatan itu.

4) Jadi, sama sekali tdk ada tuduhan terhdp kelompok, para pihak semisal relawan, tokoh Parpol, emak2 terkait dg Penumpang gelap yg dimaksud Waketum @Gerindra , @Don_dasco, penumpang gelap ini adl satu pihak yg Pak @prabowo berkeberatan dg motivasi politik dia.

Dalam hal ini kontradiksikah penjelasan Arief Puyono dan Dahnil Anzar? Saya pikir penjelasan mereka kelihatan berbeda, tetapi sesungguhnya mirip dan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Mengapa saya sebut demikian?

Arief Puyono menyebut "kelompok-kelompok", Dahnil menyebut bukan "kelompok" tetapi "pihak bukan kelompok". Berbedakah?

Tidak. Arief Puyono menyebut HTI itu kelompok, tetapi Dahnil menyebut bukan kelompok. Arief Puyono mungkin lupa tetapi Dahnil tidak lupa. Izin HTI telah dicabut status badan hukumnya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan HTI. (KOMPAS.com)

Jadi HTI itu bukan lagi kelompok, tetapi menurut saya lebih mirip seperti organisasi tanpa wujud atau organisasi tanpa bentuk (OTB), tetapi terus aktif menyebarkan ideologi dan pengaruhnya ke seluruh lapisan masyarakat dari yang terendah hingga politisi dan pejabat negara.

Arief Puyono menyebut HTI, Dahnil tidak menyebut HTI tetapi motivasi politik untuk membuat kacau, berbedakah?

Sekali lagi tidak. HTI itu tidak ada lagi tetapi motivasi atau semangatnya untuk menyebarkan ideologi khilafah tidak pernah mati. Tak tertutup kemungkinan "otak" HTI itu sudah tertanam di kepala oknum tokoh-tokoh politik, oknum relawan, oknum emak-emak atau siapa saja.

Jika mereka dituduh HTI, jelas mereka menolak dan mengatakan bahwa mereka adalah tokoh partai, relawan, emak-emak dan menjelaskan bahwa HTI itu sudah bubar dan tak ada lagi. Tetapi apakah itu menjamin bahwa otak mereka bersih dari ideologi HTI? Jelas tidak.

Jadi dalam hal ini Dahnil seakan-akan ingin mengatakan, bukan HTI tetapi motivasi politiknya selalu ingin membuat konflik untuk menguasai NKRI. Jadi penjelasan Arief Puyono agak kaku dan penjelasan Dahnil lebih sufel.

Arief Puyono menyebut "banyak", Dahnil menyebut "1 penumpang gelap ini telah ditutup rapat pintunya...", berbedakah?

Saya pikir tidak. Maksud Dahnil (mungkin) ideologinya hanya satu tetapi menurut Arief Puyono (mungkin) sudah tersebar ke banyak kelompok. Jadi saya pikir, penjelasan Arief Puyono dan Dahnil Anzar saling melengkapi walaupun kelihatannya berbeda.

(RS)

Sumber : WowKeren.com, Kompas.com, Twitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun