Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Akankah Sampah Membawa Tri Rismaharini Menjadi "The Next Jokowi"?

2 Agustus 2019   16:32 Diperbarui: 2 Agustus 2019   18:33 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok : infobanua.com

Tahukah Anda maksud Bestari Barus yang sebenarnya?

Bu Risma diboyong ke Jakarta bukan hanya sebatas menyelesaikan masalah sampah secara harfiah. Tetapi Bu Risma pada Pilkada 2022 diharapkan sudah pindah kantor ke Balai Kota Jakarta. Menggantikan Anies Baswedan yang dianggap telah gagal menyelesaikan permasalahan di DKI termasuk persoalan sampah.

Lantas, apakah hal ini akan terwujud? Dan bukankah rencana Bestari Barus ini bertentangan dengan kebijakan ketua umum mereka, Surya Paloh, yang menginginkan Anies tetap menjabat 2022 lalu menjadi calon presiden di 2024?

***

Kisah ini mirip dengan perjalanan panjang Pak De Jokowi menjadi DKI-1 lalu kemudian menjadi RI-1.

Sebelumnya Pak De tidak pernah berpikir akan menjadi presiden. Jangankan menjadi Gubernur DKI, menjadi Walikota saja, tidak? Tetapi takdir berkata lain ketika Pak De bekerja keras membenahi Kota Solo.

Cerita kesuksesan Pak De di Kota Solo kemudian terdengar oleh para jurnalis media-media nasional. Bukan saja hanya karena kinerja, tapi lebih karena kepribadiannya. Terutama soal kesederhanaan, kejujuran dan kesantunan Jokowi dalam berpolitik.

Maka beberapa tokoh penting di tanah air seperti Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto, meminta Pak De untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, ketika Pak De masih menyisakan sekitar 3 tahun lagi masa jabatan di Solo. Dan Pak De pun maju berpasangan dengan Ahok, dan menang.

Dan tahukah Anda bahwa kedua tokoh penting yang mencalonkan Pak De itu kemudian akan bernasib sangat kontras?

Rupanya Pak De tidak berhenti hanya di kursi DKI-1. Keinginan rakyat Indonesia untuk dipimpin seorang pekerja keras, sederhana dan jujur, terdengar dimana-mana. Dan Pak De pun maju pada Pilpres 2014 berpasangan dengan Jusuf Kalla, lalu berhasil menyingkirkan Prabowo yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun