Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meminta PDIP Tidak Gagal Paham Ternyata Nasdem Benar-benar Gagal Paham

25 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 25 Juli 2019   06:32 3929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika Irma mengatakan Surya Paloh tidak berbicara mengenai 2024, Irma salah. Surya Paloh mengatakannya. Jika Johnny mengatakan dukungan NasDem kepada Anies adalah sebagai Cagub DKI, Johnny salah, Pilkada DKI berikutnya 2022, bukan 2024. Lagi pula pemimpin negeri ini bukan "gubernur Indonesia" atau "gubernur rasa presiden".

Pada pertemuan yang disebut "betul-betul kebetulan" antar Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Kantor DPP Partai NasDem, Gondangdia Jakarta (24/7/2019), Surya Paloh mengatakan:

"Tahun 2024 kan tergantung Anies. Niatnya sudah pasti ada di situ, semua niat baik harus terjaga asal baik. Insyaallah apabila semua berjalan dan sesuai dengan harapan, dukungan itu kan tidak bisa hanya datang dari pada 1 kelompok, termasuk 1 institusi Parpol NasDem saja. Kita mengharapkan para pihak untuk anak bangsa ini memenuhi kapasitas dan kapabilitas pemimpin negeri ini," ucap Surya Paloh (detik.com, 24/7/2019)

Wajar saja jika pernyataan tersebut dimaknai PDIP sebagai bentuk dukungan NasDem kepada Anies Baswedan untuk pilpres 2024 nanti. Mendengar itu sontak saja PDIP merasa kaget dan kecewa.

Sekretaris Bidang Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari mengungkapkan rasa kekecewaannya dengan mengatakan manuver Surya Paloh mendukung Anies Baswedan mengagetkan dan mengecewakan.

Walau itu hak Surya Paloh tetapi Eva khawatir pernyataan seperti itu akan membuat polarisasi baru dan mewadahi residu-residu yang potensial mengganggu konsolidasi Jokowi dalam membersihkan residu-residu pemilu.

Menanggapi pernyataan kader PDIP tersebut, Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago meminta agar PDIP sebaiknya tidak gagal paham atas silaturahmi ketua umumnya, Surya Paloh dengan Anies Baswedan.

Menurut Irma, tidak ada kaitan pertemuan Anies dengan Surya Paloh terhadap dukungan NasDem pada Jokowi. Pertemuan silaturahim antara Surya Paloh dan Anies tidak dalam rangka bicara 2024 karena hal itu masih jauh.

Sekjen NasDem Johnny G Plate juga sudah mengklarifikasi soal pemberitaan dukungan Surya Paloh ke Anies. NasDem menegaskan Surya mendukung Anies sebagai gubernur DKI, bukan capres 2024.

***

Mencermati pernyataan Surya Paloh seperti tertera di atas, siapa sebenarnya yang gagal paham, PDIP atau Nasdem kah?

Dalam pernyataan tersebut adakah Surya Paloh berbicara mengenai: tahun 2024..., ...dukungan Parpol NasDem dan ...kapasitas dan kapabilitas pemimpin negeri ini?

Jadi kalau Irma menyebut bahwa tidak ada kaitan pertemuan Anies dengan Surya Paloh terhadap dukungan NasDem pada Jokowi, itu sah-sah saja. Tetapi jika Irma mengatakan bahwa pertemuan itu tidak dalam rangka membicarakan pilpres 2024 namun dalam wawancara dengan wartawan, Surya Paloh sendiri yang mengatakan demikian.

Dan Irma juga jangan gagal paham, PDIP sama sekali tidak mempermasalahkan pertemuan silaturahmi antara Surya Paloh dengan Anies Baswedan

Jika Johnny G Plate dalam klarifikasinya mengatakan bahwa pemberitaan dukungan Surya Paloh ke Anies adalah sebagai dukungan cagub DKI untuk periode berikutnya dan bukan capres 2024, maka Johnny benar-benar lupa bahwa Pilkada DKI berikutnya adalah 2022, bukan 2024.

Dan Johnny juga jangan lupa bahwa Surya Paloh mengatakan "pemimpin negeri ini", apakah pemimpin negeri ini Gubernur DKI? Apakah Johnny ingin mengatakan bahwa Anies itu adalah Gubernur Indonesia atau "gubernur rasa presiden" yang sering bepergian ke luar negeri?

Jadi menurut saya, sesungguhnya yang gagal paham adalah Nasdem, bukan PDIP. Dan ini bukan "betul-betul kebetulan" gagal paham. Tetapi gagal paham yang disengaja.

(RS)

Sumber : detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun