Jadi hal apalagi yang engkau dustakan Pak Tengku Zulkarnain? Siapakah sesungguhnya yang memutar balikkan keadaan 180 persen dan siapa yang menggorengnya? Apakah Anda memaknai pertemuan itu sebagai pidato 60 detik?
Hahahaha... Sedikit saya luruskan pak Zul. Mungkin maksud Anda 180 derajat dan bukan 180 persen. Tetapi karena Anda terlalu bersemangat akhirnya menjadi salah ketik dan maknanya pun menjadi ambigu. Meragukan dan tidak jelas.
Jika Jokowi dan Prabowo rekonsiliasi terus mengapa Anda yang keberatan, pak Tengku Zulkarnain? Tidak inginkah Anda negeri ini bersatu dan maju? Apa untungnya bagi Anda jika negeri ini tercerai berai? Apakah Anda punya kepentingan dalam situasi seperti itu?
Jika ingin mengucapkan selamat tinggal kepada Prabowo, bersegeralah!
Saya pikir lebih baik Pak Zul secepatnya mengucapkan selamat tinggal kepada pak Prabowo. Karena pak Prabowo tidak membutuhkan orang yang selalu ingin larut dalam perpecahan. Kepentingan bangsa dan negara jauh lebih penting daripada syahwat kekuasaan.
Tidak ada gunanya pak Zul mengancam-ngancam segala. Prabowo jauh lebih berpengaruh daripada Anda. Tidak perlu mendikte dan mengatur-atur beliau. Dia jauh lebih hebat daripada Anda dalam hal apapun.
Jika Pak Zul ingin membuat "oposisi rakyat", silahkan. Jika tujuannya baik, mengapa tidak? Negara kita ini negara demokrasi yang mengakui kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat.
Tetapi jika tujuannya hanya untuk nyinyir dan asbun, tolong jangan mengatasnamakan rakyat. Dan berhentilah. Itu perbuatan dosa dan tidak baik akibatnya. Jika pak Prabowo bisa move on, mengapa pak Zul, tidak?
(RS)
Sumber : KompasTV, Berita Satu.com, Twitter