"Yang sekarang kita jadi beban itu kenapa mesti harus presiden atau pemerintah atau Istana yang harus ditugasi untuk memulangkan Habib Rizieq, di mana, apa logika, konstruksi berpikir kayak apa itu?" kata Ngabalin kepada wartawan. (Detik.com, 10/7/2019).
Saya setuju dengan Ngabalin. Negara tidak boleh kalah dengan Rizieq. Dia tidak boleh mengatur-ngatur negara sesuka hatinya. Seperti kita ketahui, Rizieq pergi sendiri dan jika dia mau pulang pun tidak ada yang melarangnya.
Kepergiannya tidak ada kaitannya dengan urusan pemerintah dan kepulangannya pun tak perlu dikait-kaitkan dengan negara. Termasuk dalam masalah biaya yang timbul akibat keberadaannya di Arab Saudi. Semuanya adalah urusan dan tanggung jawabnya sendiri.
Juga tak perlu dihubung-hubungkan dengan rekonsiliasi Jokowi-Prabowo. Itu suatu logika sesat pikir yang mengganggap Rizieq istimewa.
Tak perlu dibesar-besarkan dan tak perlu diistimewakan. Sama seperti kita, Rizieq adalah rakyat Indonesia yang harus diperlakukan sama. Termasuk jika dia pulang, maka dia pun harus menghadapi semua kasus hukumnya di pengadilan.
Sekali lagi, negara tidak boleh kalah dengan Rizieq. Negara tidak boleh tunduk dengan Rizieq dan negara tidak boleh diatur-atur Rizieq. Jika dia ingin pulang, pulang saja sendiri. Tak perlu dijemput dan tak perlu dibiayai.
(RS)
Sumber: CNN Indonesia, Tempo.co, detik.com, bbc.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H