Dikutip dari detik.com (01/04/2019), Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan menentang rencana Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais memilih people power ketimbang ke Mahkamah Konstitusi (MK) andai ada kecurangan di Pemilu 2019.
"PAN tidak akan ikut people power. PAN tidak tertarik dan tidak akan ikut people power. Ancaman itu sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab," kata Bara Hasibuan dalam keterangannya kepada wartawan (Detik.com, Senin 1/4/2019).
Sangat berseberangan dengan komentar Amien Rais sebelumnya di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2019) yang mengatakan:
"Kalau nanti terjadi kecurangan, kita nggak akan ke MK (Mahkamah Konstitusi). Nggak ada gunannya, tapi kita people power, people power sah. Bukan revolusi, kalau revolusi ada pertumpahan darah. Ini tanpa sedikit pun darah tercecer, people power akan digunakan," (detik.com, 01/04/2019).
Pertanyaannya adalah: mengapa Bara Hasibuan sebagai junior di PAN dengan jabatan Waketum berani menentang seniornya Amien Rais yang menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan sekaligus pendiri PAN? Bukankah secara etika hal seperti itu tidak etis?
Jawabannya sederhananya adalah karena Bara Hasibuan berpikir panjang sedangkan Amien Rais berpikir pendek. Bara Hasibuan taat aturan sedangkan Amien Rais tidak. Bara Hasibuan lebih memikirkan masa depan bangsa sedangkan Amien Rais lebih memikirkan dirinya sendiri dan kelompoknya.
Artinya Bara Hasibuan yang masih junior jauh lebih negarawan dari Amien Rais yang sudah sepuh. Bara Hasibuan berani menentang seniornya karena memang seniornya itu dilihatnya ngawur. Bara menegaskan: "Ancaman itu sangat berbahaya dan tidak bertanggung jawab".
Mengapa Amien Rais tidak melihat sisi bahaya dari rencana people power yang yang dia ciptakan itu sedangkan Bara bisa melihatnya dengan pandangan jauhnya? Dan mengapa Bara melihat people power itu sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab?
Itu bukan berarti Bara tidak mengakui kekuatan people power tetapi tindakan seperti itu tidak relevan dilakukan di Indonesia dan hanya cocok dilaksanakan di negara otoriter yang semena-mena terhadap demokrasi.
Bara juga bukan tidak menampik bahwa KPU tanpa kekurangan. Tetapi kecurangan yang masif, terstruktur dan terorganisir jelas sangat tidak mungkin dilakukan di era yang serba terbuka seperti sekarang ini. Apalagi dengan adanya pemantau pemilu internasional?
Sangat salut dengan Bara Hasibuan yang berani menentang seniornya yang dinilainya melakukan tindakan berbahaya dan tak bertanggung jawab. Semoga saja orang-orang seperti Bara ada di setiap partai yang berani menentang seniornya yang mempunyai pemikiran menyimpang dari konstitusi. Terimakasih pak Bara Hasibuan atas ketegasan Anda.