Yaitu sepenuhnya hanya melihat kelebihan penampilan Jokowi-Ma'aruf saja tanpa memperhatikan kelemahan-kelemahan kandidatnya yang perlu dievaluasi pada debat selanjutnya. Dan juga melihat kandidat lain tidak ada kelebihannya sama sekali dengan memberikan angka "0".
Dan jika Anda merupakan pendukung Prabowo-Sandi, menilai bahwa kandidat nomor urut 02 menang telak dengan skor 5-0, dan menuduh capres 01 melihat "contekan" saat debat, karena disinyalir mendapatkan bocoran kisi-kisi debat dari KPU maka Anda adalah "pecinta hoaks" dengan segala pikiran negatifnya.
Demikian juga jika Anda terlalu mempermasalahkan cawapres nomor urut 01 yang kurang aktif dalam memberikan pernyataan atau menanggapi pernyataan dari kandidat 02, maka saya katakan Anda salah karena itu adalah bagian dari sebuah strategi di debat perdana dan perlu diwaspadai pada debat selanjutnya.
Dan beberapa hal yang sangat perlu diketahui dalam acara debat, baik dalam debat pilkada maupun pilpres adalah:
Pertama, pemenang debat itu sebenarnya tidak pernah ada. Selalu semu dan relatif. Pemenang selalu bergantung menurut pendapat atau pandangan pendukung atau pengamat yang menilai secara subjektif. Dan jika ada pengamat yang objektif dan netral, mereka akan ditentang jika tidak sependapat dan akan diiyakan jika sepaham.
Kedua, debat sebenarnya bukan untuk mencari pemenang tetapi sebagai kesempatan untuk pemaparan visi-misi atau program kepada audiens atau masyarakat. Sejauh mana visi-misi itu berguna bagi kemajuan bangsa dan negara dan sejauh mana pula kira-kira visi-misi itu bisa diwujudkan atau hanya omong doang?
Ketiga, menang debat (jika memang dianggap menang) bukan berarti akan menjadi pemenang dalam Pilpres atau Pilkada. Mengapa? Karena debat hanya bagian dari kampanye saja dan bukan bagian yang paling menentukan.
Debat berarti berusaha untuk memenangkan atau meyakinkan hati pemilih yang sebelumnya memang sudah menentukan pilihannya. Hanya sedikit kemungkinan debat dapat mempengaruhi pemilih untuk mengubah pilihannya.
Keempat, berdebat itu hanya berbicara dan jauh lebih mudah dari berbuat. Omongan dan tindakan harus sinkron, jika tidak hal tersebut bisa menjadi bumerang. Pandai berkata-kata tanpa berbuat adalah"tong kosong" yang berbunyi nyaring. Satu kata "kasihan" adalah kata yang sangat tepat untuk menggambarkan kandidat yang pandai berbicara tetapi tidak cakap dalam bekerja.
Kelima, jika Anda menyaksikan debat tolong gunakan akal sehat. Jangan emosi dan usahakan setenang mungkin. Jangan fokus mencari kesalahan kandidat lawan tetapi selalu dengan jujur melihat kelemahan kandidat yang Anda dukung sebagai bahan evaluasi untuk debat selanjutnya.
Salam damai untuk kampanye damai dan Pilpres damai untuk Indonesia raya yang lebih damai dan sejahtera.