Kekalahan telak Timnas Indonesia 2-4 dari Timnas Thailand di Stadion Nasional Rajamangala (17/11) Â membuat posisi Indonesia semakin sulit bahkan saya katakan mustahil untuk maju ke babak selanjutnya.
Dengan kekalahan ini Indonesia berada di posisi 4 klasemen sementara dibawah Thailand, Filipina dan Singapura, dengan mengumpulkan poin 3 dari hasil 1 kali menang dan 2 kali kalah dan selisih gol -1.
Dengan posisi seperti ini jangan tanyakan lagi peluang Indonesia ke babak selanjutnya dengan membuat skenario-skenario tak masuk akal. Tidak ada lagi petualangan mission impossible yang harus dilalui karena misinya memang sudah benar-benar impossible.
Jangan berandai-andai dengan memisalkan Indonesia menang telak pada pertandingan terakhir melawan Filipina sedangkan Thailand, Filipina dan Singapura kalah terus dengan skor telak dalam semua pertandingan sisa.
Saya katakan Indonesia sudah tersingkir dan memang demikianlah kenyataan pahit yang harus kita terima. AFF 2018 tahun ini jelas bukan milik kita, tinggalkan saja dan segera move on lalu mencari pelatih yang lebih baik dari Bima Sakti.
Lagi pula seandainya pun Indonesia berhasil masuk ke babak selanjutnya, penampilan Indonesia yang sangat buruk dalam setiap pertandingan membuat saya kuatir Indonesia hanya akan menjadi bulan-bulanan dari tim lawan pada babak selanjutnya.
Coba saja perhatikan laga antara Thailand dan Indonesia tadi. Di babak pertama hingga menit ke-37 Indonesia masih bermain lumayan bagus. Buktinya pada menit ke-29 Indonesia berhasil mencetak gol lewat tendangan jarak jauh Zuliandi.
Tetapi setelah "gol kebetulan" Thailand yang dicetak Wiriyaudo pada menit ke-38 lewat tendangan sudut yang mengenai tiang jauh lalu memantul ke arah gawang dan masuk, mental pemain Indonesia langsung jatuh.Â
Hingga gol ke-2 Thailand pun tercipta lewat kaki Hemviboon pada menit injury time dengan cara yang cukup menggelikan karena murni kesalahan pemain belakang timnas yang bermaksud membuang bola tetapi justru memberi umpan manis kepada lawan.
Seharusnya Indonesia bisa bangkit pada babak kedua, tetapi tidak adanya perubahan strategi dari pelatih Bima Sakti membuat permainan Indonesia tanpa target yang jelas untuk mencetak gol atau hanya lari-lari saja di lapangan.
Gol beruntun Kraisom pada menit ke-65 dan A-nan pada menit ke-74 seharusnya tidak perlu terjadi seandainya saja pemain belakang kita tidak bermain amatiran. Tetapi gol tersebut secara otomatis mengunci kemenangan Thailand dan gol hiburan Aryanto pada menit ke-89 pun seakan-akan tidak ada artinya. Dan Indonesia pun harus menelan kekalahan 2-4.