Waring sepanjang 726 meter seharga Rp 580 juta yang dipakai untuk menutupi Kali Item Sentiong dan dimaksudkan untuk mengurangi bau tak sedap, sejak Senin (12/11) lalu mulai dibongkar Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta dan rencananya akan diganti dengan turap beton.
Menurut Sandiaga pemasangan waring tersebut tadinya dimaksudkan sebagai solusi jangka pendek untuk mengurangi bau tak sedap yang berasal dari Kali Item Sentiong dalam rangka menyambut peserta Asian Games 2018 yang menginap di Wisma Atlet. (Tempo.co, 25/7/2018)
Tetapi sayangnya dalam waktu 4 bulan kondisi waring tersebut sudah mengendur hingga menyentuh permukaan air. Bahkan di beberapa tempat,waring juga terlihat berlubang-lubang tak terurus. Dan nampaknya waring itupun harus dibongkar kalau tidak ingin menambah masalah yang lebih buruk.
Pertanyaannya adalah, selanjutnya akan dikemanakan waring seharga setengah milyar lebih yang bersumber dari APBD DKI Jakarta tersebut?Â
Apakah akan dibakar begitu saja mengingat jenisnya yang merupakan sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan bakteri pembusuk? Tetapi jika ya, apakah tidak terlalu mubazir "membakar uang" senilai 580 juta?
Ataukah sebaiknya tidak didaur ulang menjadi barang berharga yang hasil penjualannya nantinya paling tidak dapat mengembalikan separoh dari harga pembeliannya?
Ataukah mungkin dijadikan sebagai bahan untuk membuat sebuah karya berseni tinggi yang dapat menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, seperti bambu di Bundaran HI yang sempat menarik perhatian publik sebelum kemudian dibongkar?
Maksud saya, tidak elok rasanya jika barang seharga 580 M yang dipakai hanya selama 4 bulan kemudian dibakar begitu saja tanpa dipikirkan terlebih dahulu solusi terbaiknya.
Karena menurut saya pemasangan waring di Kali Item lahir dari perencanaan yang tidak matang, masa iya pembuangan selanjutnya pun tanpa perencanaan yang matang juga?
Seperti komentar salah seorang warganet yang mengatakan: "Apakah sebaiknya waring tersebut dijadikan pajangan di Monas untuk mendapatkan rekor Muri?"Â
Mungkin maksudnya setelah viral di jagat maya, selanjutnya waring bekas tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang diharapkan dapat menghasilkan devisa bagi DKI Jakarta.
Ataukah sebaiknya waring tersebut diubah menjadi warung?Â
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H