".. Ada Ritz Carlton, ada apa itu, Waldorf Astoria, namanya saja kalian nggak bisa sebut"(Peserta acara tertawa)
"Ada Saint Regis, dan macam-macam itu semua. Tapi saya yakin kalian tidak pernah masuk hotel-hotel tersebut. Betul?"Â (Hadirin ramai-ramai menjawab: betul)
"Kalian kalau masuk, mungkin kalian diusir. Karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang-tampang kalian ya tampang Boyolali ini. Betul?"
(Hadirin ramai-ramai menjawab: betul)
Kalimat-kalimat di atas adalah potongan pidato Prabowo saat meresmikan Posko Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno Kabupaten Boyolali, Selasa 30/10/2018, Detik.com, 2/11/2018)
Dengan pidato seperti itu pantaskah Prabowo Subianto dilaporkan ke Polisi?Â
Pantas atau tidaknya, kenyataannya Calon Presiden Prabowo Subianto sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh seorang pria bernama Dakun yang mengaku berasal dari Boyolali, Jawa Tengah, pada Jumat (2/11/2018) malam. (Tribunnews.com, 3/11/2018)
Alasannya penggunaan istilah "tampang Boyolali" tak layak diucapkan seorang Prabowo yang notabene adalah seorang capres meskipun kalimat tersebut dilontarkan di depan para pendukungnya sendiri. Karena bisa saja masyarakat Boyolali lainnya tersinggung dan tidak terima akan hal tersebut.
Tetapi segampang itukah mempolisikan seseorang dan tidak adakah cara-cara lain yang lebih bijaksana untuk mengingatkannya?
Saya pikir hal tersebut terlalu berlebihan dan tidak seharusnya terjadi. Ada hal-hal yang harus masuk ke ranah hukum tetapi banyak juga yang tak perlu.
Di tahun politik yang semakin panas seperti sekarang ini, semua Capres-cawapres dan para Tim Sukses serta para politisi jelas harus berhati-hati dalam berbicara dan berbuat.
Tetapi jika ada hal-hal kecil seperti salah-salah ucap atau keseleo lidah atau adanya perbedaan pandangan atau penafsiran, tak pula harus dibesar-besarkan untuk menyerang lawan. Itu adalah cara-cara berpolitik yang tidak cerdas dan tidak kreatif.
Seperti kata "Alfateka" dan "politik sontoloyo" yang pernah diucapkan Jokowi sebenarnya tak perlu terlalu dibesar-besarkan. Menyerang lawan dengan cara-cara seperti itu jelas merupakan politik kekanak-kanakan.
Saya sama sekali bukan pendukung Prabowo, tetapi dalam hal ini saya sangat tidak setuju jika hanya karena perkataan "tampang Boyolali", Prabowo harus dipolisikan.Â
Jika demikian halnya maka seterusnya dan seterusnya akan ada aksi saling balas membalas. Masing-masing kubu hanya akan memperhatikan dan mencatat lalu melaporkan setiap perkataan kubu lawan yang dianggap salah.
Ada hal yang lebih gampang dan simpel. Jika kita tidak menyukai kata-kata dan tindakan capres-cawapres tertentu, tak usah saja pasangan itu dipilih. Jangan sedikit-sedikit lapor polisi. Berpolitiklah lebih dewasa.
Salam damai,
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H