Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Memukul Lawan Ketika Sudah Tak Berdaya

11 Oktober 2018   18:07 Diperbarui: 11 Oktober 2018   18:29 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Anda sedang bertarung di Ring Tinju, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui:

Yang pertama adalah: selama Anda berada di dalam arena, ada aturan yang harus dipatuhi yang mengikat setiap petarung dan wasit yang memimpin pertandingan.

Aturan itu tujuannya baik untuk keselamatan kedua petarung, mana yang dibolehkan dan mana yang tidak, agar pertarungan tidak berubah menjadi liar dan tidak saling membunuh layaknya hewan.

Dalam hal ini wasit sebagai pengadil juga harus bertindak senetral mungkin dan tidak boleh berpihak kepada salah petarung.

Yang kedua yang perlu Anda ketahui adalah: Anda bertarung bukan untuk tujuan "harus menang". Jika demikian halnya maka Anda akan menghalalkan segala cara, termasuk melakukan cara-cara ilegal untuk mendapatkan tujuan Anda.

Tujuan Anda bertarung adalah untuk memberikan kemampuan terbaik Anda untuk menghadapi lawan Anda dengan menjunjung nilai-nilai sportivitas yang tinggi.

Yang ketiga adalah Anda tidak boleh bertarung dalam suasana emosi. Ketika Anda terkena pukulan lalu disoraki penonton, Anda harus tetap tenang dan tidak boleh terpancing berbuat hal-hal yang justru akan semakin merugikan diri Anda sendiri.

Bahkan ketika lawan Anda berusaha melakukan tindakan gestur yang memprovokasi, Anda harus arif dan bijaksana. Tidak boleh lepas kendali dan harus tetap menguasai diri.

Ingat, lawan bertarung Anda bukanlah musuh Anda. Tetapi rekan Anda seprofesi yang sedang mengadu kekuatan, siapa yang terbaik diantara yang terbaik.

Yang keempat: ketika Anda menang, Anda tidak boleh merayakannya dengan selebrasi yang berlebihan. Demikian juga ketika Anda kalah Anda harus menerimanya sebagai suatu hasil yang wajar dalam sebuah pertarungan.

Menang atau kalah, kedua petarung harus saling bersalaman bahkan saling merangkul sambil mengucapkan kata-kata pujian satu sama lain: "Anda petarung hebat" atau "Anda petinju yang sangat luar biasa", dsb.

Yang menang tidak boleh mengejek yang kalah demikian juga yang kalah tidak boleh melakukan tindakan-tindakan tak sportif dengan menyerang pihak yang menang sebagai bentuk tidak mau menerima kekalahan.

Tetapi di luar keempat hal yang disebutkan di atas, ada satu hal yang sangat penting Anda ketahui, yaitu: ketika lawan Anda sudah tak berdaya lagi, jangan sekali-kali memukulnya (sekalipun aturan masih membolehkannya) hanya untuk memuaskan hasrat Anda.

Ketika pukulan upper-cut Anda telak mengenai rahangnya dan membuatnya sempoyongan dan pasti akan jatuh tersungkur, tahan hasrat Anda untuk memberikan jab atau stright kedua atau ketiga Anda.

Biarkan dia jatuh sendiri. Dan ketika wasit memberi isyarat bahwa dia sudah kalah knock-out, segera dekati dia, rangkul dia untuk menunjukkan rasa simpati Anda.

Ingat, dia lawan Anda tetapi bukan musuh Anda. Kalian berdua adalah rekan seprofesi yang sedang bertarung untuk memperebutkan yang terbaik diantara yang terbaik.

Tidak hanya dalam Ring Tinju, hal seperti ini juga seharusnya diterapkan dalam Ring Politik. 

Politik itu seharusnya mempunyai aturan dan etika yang walaupun tidak harus diikuti tetapi oleh-oleh orang-orang yang bermartabat seharusnya dijunjung tinggi.

Jika lawan politik Anda sudah jatuh tak berdaya, jangan memukulnya lagi hanya untuk untuk melampiaskan hasrat Anda. 

Hal itu bisa menjadi bumerang yang dapat membunuh karir Anda di mata publik. Ketika Anda memukul lawan yang sudah tak berdaya, Anda adalah seorang politisi yang tidak bermartabat.

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun