Tadi malam, Jumat 21 September 2018, Arief Budiman selaku Ketua KPU Pusat membacakan Keputusan KPU RI 1142/PL.02.2-Kpt/06/KPU/IX/2018 tentang Penetapan Nomor Urut Pasangan Calon Peserta Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019,Â
"Dengan ini memutuskan, menetapkan, pasangan calon nomor urut Pilpres 2019. Pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin nomor 1 dan Prabowo-Sandi nomor 2," ujar Ketua KPU Arief Budiman lewat layar televisi di rumahku.
Catat besar-besar dan jangan sampai salah!Â
Jokowi-Ma'ruf Amin nomor 1 dan Prabowo-Sandi nomor 2
Dan setelah penetapan itu, berbagai penafsiran pun bermunculan di dunia maya. Tidak hanya oleh politisi dari kedua kubu, para warganet pun ikut meramaikan jagat maya dengan penafsiran yang biasa-biasa saja hingga yang mengada-ada dan terkesan sangat dipaksakan.
Ada yang mendadak jadi tukang terawang dan ada pula yang tiba-tiba menjadi ahli nujum dengan segala kepiawaiannya. Masing-masing menafsirkan angka 1 dan 2 dari berbagai perspektifnya. Dan yang paling kasihan, ada pula yang berusaha menghibur diri dengan berpura-pura seakan-akan Capres-Cawapres jagoannya sudah menang sebelum Pilpres diadakan.
Untung saya bukan pemuja angka-angka sekalipun itu angka-angka dalam bentuk lembaran mata uang $. Jika ada yang menawarkan, saya akan pura-pura menolak lalu dengan cepat-cepat akan menyambar angka-angka tersebut sebelum berubah menjadi huruf-huruf.
"Hahahaha.... Kali ini Jokowi benar-benar akan kalah, sudah langsung ada tanda-tanda", kata teman saya usai menyaksikan hasil pengundian nomor urut tersebut lewat siaran langsung di televisi.
"Kenapa?", kata saya.
"Jokowi dan pendukungnya kan berharap 2 periode, harusnya dia mendapatkan nomor urut 2, jadi pas. Kalau dapat nomor urut 1, itu kan sebuah tanda-tanda bahwa dia hanya berkuasa 1 periode", kata teman saya ini dengan kalimat yang diyakin-yakinkan.
"Oh, begitu", kataku sambil senyum-senyum.