Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Emak-emak Kehilangan Powernya Karena Kontaminasi Politik

5 September 2018   18:47 Diperbarui: 7 September 2018   14:27 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Atau menuntut agar suaminya setia dan menuntut agar lokasi prostitusi atau judi ditutup, itu juga masih sangat masuk akal. Tetapi demonya juga jangan ke KPU. Itu salah alamat, hehehe...

Tetapi emak-emak menuntut presiden mundur karena sudah menjadi capres dengan alasan supaya terhormat dan menyelamatkan demokrasi? Emang presiden-presiden sebelumnya yang mencalonkan diri dua periode seperti Megawati Soekarnoputri dan SBY mengundurkan diri dari jabatannya?

Anggaplah emak-emak tidak mengerti pasal-pasal dalam undang-undang, tetapi tidakkah mereka lihat pengalaman-pengalaman sebelumnya? Jelas emak-emak ini ada apa-apanya. Ada yang menunggangi dengan rasa kebencian yang membutakan akal sehatnya.

"Mengapa Pak Jokowi tak mau mundur, kenapa? Semua kepemimpinan itu harus berganti, kenapa tidak mau berganti?" Yang bilang Jokowi itu tidak mau berganti, siapa? Tetapi belum waktunya, kan? Situ mengerti aturan tidak? Justru kalau Jokowi itu mengundurkan diri sebelum waktunya karena alasan yang tidak jelas, namanya melanggar aturan atau tindakan pengecut.

"Kami menggugat agar Pak Jokowi mundur untuk mencegah memanfaatkan uang dan fasilitas negara" Presiden koq tidak boleh memanfaatkan uang dan fasilitas negara? Mengapa harus dicegah? Situ waras tidak? Koq gak ngerti aturan, sih? Dan koq mau buat aturan suka-suka, sih?

"Harusnya Jokowi mundur seperti Bapak Sandiaga Uno". Hahahaha.... Jokowi koq harus niru Sandiaga Uno? Emang Sandiaga Uno itu siapa? Nanti Sandiaga Uno marah lho namanya dibawa-bawa. Itu namanya mencemarkan nama baik Sandiaga Uno seakan-akan beliau yang menyuruhnya padahal bukan.

Tetapi susah untuk menjelaskannya. Namanya juga emak-emak palsu. Sudahlah, kalian tidak punya power dan sama sekali sudah kehilangan power. Tidak keren, ah. Hehehe.... Salam demokrasi!

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun