Pernahkah Anda bertanya mengapa seorang atlet setelah berhasil meraih medali, baik itu emas, perak atau perunggu, dengan semangat menggigit medalinya saat berpose di depan kamera?
"Kami tidak tahu mengapa mereka melakukannya. Sejauh yang saya tahu, itu kebiasaan lama," kata Anthony Bijkerk, sekretaris jenderal International Society of Olympic Historians, dikutip dari laman Insider.
Tetapi menurut Dawn Harper-Nelson mantan pelari Olimpiade mengatakan, setelah memenangkan medali, mereka dihadapkan pada segerombolan fotografer yang berteriak: "Lihat saya! Semua orang menuntut Anda untuk, 'Senyum!' dan 'Gigit medali Anda!'," kata Harper-Nelson menjelaskan. (Viva.co.id, 25/8/2018)
Benarkah demikian? Jawabannya: "tidak".
Alkisah di sebuah desa, untuk memeriahkan ulang tahun desa mereka (entah yang keberapa, tidak jelas), diadakanlah perlombaan permainan rakyat antar kampung atau yang akrab disebut "lomba tarkam" yang katanya memperebutkan banyak medali. Masyarakat pun antusias karena mendengar kata "medali".Â
Salah satu cabang permainan rakyat yang diperlombakan adalah "lomba makan guli". Artinya siapa yang paling banyak makan guli, dialah pemenangnya. Dan tiga orang rangking teratas akan mendapatkan masing-masing satu medali: emas, perak, dan perunggu sesuai urutan rangkingnya.
Akhirnya Poltak bukan raja minyak dari "Pongok" berhasil meraih medali emas setelah berhasil memakan lebih dari 300 guli dalam waktu kurang dari 30 menit, dan memecahkan rekor tarkam yang dicatatkan oleh ayahnya sendiri.
Tetapi alangkah kecewanya si Poltak bukan raja minyak dari "Pongok" ketika secara tidak sengaja dia memasukkan medali emas tersebut ke dalam mulutnya dan tiba-tiba tergigitnya dan pecah. Ternyata isinya adalah coklat berbentuk lingkaran yang dibungkus kertas timah berwarna emas.
"Kurang ajar", kata Poltak geram lalu mendatangi panitia. "Apa-apaan ini? Ternyata medali emas kalian palsu. Dasar penipu kalian semua!" Bentak Poltak kepada panitia.
"Tenang-tenang. Sabar dulu kau Poltak. Jangan langsung marah-marah, kau. Kami tidak ada menipu, kau. Kau kan tahu ini hanya lomba tarkam, tak mungkinlah kita menyediakan medali emas betulan, darimana hepeng kita? Kita kan bokek semua ini?", kata panitia memberikan penjelasan.
"Lagipula guli-guli tadi kan palsu semua. Itu kan terbuat dari onde-onde kecil sebesar guli. Kalau tidak, sudah mati kau dari tadi setelah memakan lebih dari 300 guli dalam waktu kurang dari 30 menit", kata panitia melanjutkan.
Dan Poltak bukan raja minyak dari "Pongok" pun mengangguk-angguk tanda setuju. "Saya pikir tadi emas betulan, sudah mau saya jual tadi biar ada hepeng beli tuak", kata Poltak sambil tertawa terbahak-bahak.
Tetapi sejak itu Poltak bukan raja minyak dari "Pongok" pun menyempatkan diri memberikan nasihat bijak: "Kalau kau dapat medali, gigt dulu medalimu, siapa tahu cuma coklat berlapis kertas timah berwarna emas", kata Poltak mengingatkan.
Mungkin itulah asal-muasal mengapa atlet suka menggigit medalinya saat berpose di depan kamera. Kalau tiba-tiba pecah karena tidak asli biar ketahuan dan langsung terekam kamera.
Tetapi saya tidak percaya cerita ini, ini bukan hoaks, tetapi cuma humor, hehehe....
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H