Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mossad dan Kegagalan Argentina di Piala Dunia Rusia 2018

25 Juni 2018   21:04 Diperbarui: 19 Juli 2018   11:50 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peluang Argentina untuk lolos dari penyisihan grup D di Piala Dunia Rusia 2018 dapat dikatakan hampir sudah tertutup. Atau boleh dikatakan 99,99 persen Argentina sudah gagal. Mendapatkan nilai 1 dari dua pertandingan; seri 1-1 melawan Islandia dan kalah telak 0-3 dari Kroasia membuat Argentina menempati juru kunci Grup D dengan selisih gol -3.

Sementara Kroasia sebagai pimpinan klasemen sementara mendapatkan nilai 6 dari hasil menang 2-0 atas Nigeria dan 3-0 atas Argentina, sudah dipastikan lolos ke babak 16 besar. Sedangkan nasib Nigeria yang menempel di posisi kedua dengan nilai 3 dari hasil menang 2-0 atas Islandia dan nasib Islandia serta Argentina yang sama-sama memiliki nilai 1, harus ditentukan melalui pertandingan terakhir pada penyisihan grup.

Skenarionya supaya Argentina dapat lolos ke babak berikutnya adalah, Argentina harus menang minimal 2-0 atas Nigeria, dan Islandia menang maksimal 1-0 atas Kroasia. Atau Argentina boleh saja menang 1-0 atas Nigeria tetapi dengan catatan Islandia maksimal harus bermain imbang dengan Kroasia.

Tetapi skenario tersebut terlalu mengada-ada dan terkesan dipaksakan. Bagaimana jika Nigeria menang atau hanya bermain imbang saja dengan Argentina? Jika hal itu terjadi sudah dapat dipastikan Argentina akan gagal melangkah ke babak 16 besar. 

Dan bagaimana jika Islandia berpesta gol ke gawang Kroasia yang menurunkan pemain lapis keduanya dan Argentina bermain imbang dengan Nigeria? Maka Islandia akan mengukir sejarah melenggang ke babak berikutnya pada debutnya di Piala Dunia.

Sebenarnya yang ingin kita bahas pada kesempatan ini bukan masalah peluang lolos atau tidaknya Argentina ke babak berikutnya. Tetapi mengapa penampilan Argentina dengan segudang bintang top dunia plus mega bintang Lionel Messi, sangat buruk dan sangat jauh dari harapan pada Piala Dunia kali ini?

Banyak yang tidak percaya dengan penampilan Argentina yang begitu amburadul di semua lini di dua pertandingan sebelumnya. Mulai dari penjaga gawang yang yang blunder, pemain belakang yang tidak solid, pemain tengah yang mati arah bahkan pemain depan termasuk Messi yang sama sekali tumpul bahkan tidak bisa berbuat apa-apa.

Mengapa hal tesebut bisa terjadi? Ini menjadi sebuah pertanyaan besar karena performa mereka benar-benar di luar ekspektasi. Sangat-sangat buruk dan sama sekali tidak menunjukkan kelasnya sebagai tim yang diunggulkan banyak penggemar sepakbola.

Demikian juga dengan strategi dan starting line-ups yang disusun Jorge Sampaoli. Perlu diragukan dengan formasi 3-4-3 dan tidak diturunkannya Paulo Dybala ketika menghadapi Kroasia dan Sampaoli menjadi orang yang paling disalahkan atas kekalahan tersebut.

Hei Argentina...! Ini Piala Dunia, ajang tertinggi dalam dunia sepakbola yang hanya dilakukan 4 tahun sekali. Ini bukan kejuaraan tarkam yang diadakan menyemarakkan peringatan tujuh belasan. Seperti lirik lagu "Peter Pan": 

Kutanya malam,
dapatkah kau lihatnya perbedaan
Yang tak terungkapkan
Tapi mengapa kau tak berubah
Ada apa denganmu, Argentina?

Tidak sedikit yang menghubungkan kegagalan Argentina kali ini dengan rumah judi. Banyak yang berspekulasi bahwa Argentina telah disuap oleh rumah judi tertentu untuk kalah dengan bayaran yang lebih tinggi dari hadiah Piala Dunia. Tetapi saya pikir tuduhan tersebut tidak masuk akal dan sama sekali tanpa data yang akurat.

Yang paling masuk akal menurut saya sekalipun tanpa bukti adalah tudingan koran Argentina, LaNacion, Minggu (24/6) yang menuduh adanya campur tangan Agen Rahasia Israel "Mossad" di balik penampilan buruk Messi dan kawan-kawan.

Sekali lagi sekalipun tanpa bukti, tudingan tersebut bukan tanpa alasan. Gagalnya uji coba terakhir antara Israel melawan Argentina yang sudah dipersiapkan dengan baik di Stadion Teddy Yerusalem harus dibatalkan sepihak oleh Argentina karena situasi politik yang memanas antara Israel dan Palestina.

Sebenarnya Argentina mendapat pujian dari negara Palestina dan negara-negara di dunia atas batalnya pertandingan ujicoba tersebut. Tetapi bagaimana dengan Israel yang merasa dilecehkan oleh Argentina? 

Ketika semua tiket sudah habis terjual dan penggemar mega bintang Lionel Messi sudah membayangkan akan melihat langsung penampilan bintang idolanya dan dapat berphoto bersama selepas pertandingan, tentu sangat mengecewakan negara Israel.

Sangat beralasan jika Israel sangat sakit hati dengan perlakuan Argentina tersebut dan bukan tidak mungkin mereka menurunkan Agen Rahasia "Mossad" yang merupakan dinas intelijen terbaik dan tersukses di seluruh dunia. Sepak terjangnya dalam mengacak-acak sejumlah negeri membuatnya diakui sebagai agen rahasia yang bisa melakukan apa saja tanpa disadari.

Jika "Mossad" dengan segala kehebatannya benar-benar turun tangan dalam Piala Dunia Rusia 2018 khususnya dalam setiap pertandingan Argentina tanpa disadari, bukan tidak mungkin Lionel Messi Cs akan gagal sedemikian rupa.

Mossad akan melakukan segala aksinya dengan penyamaran yang tak terduga sama sekali sebagai teman atau sebagai lawan. Mereka adalah ahlinya di bidang itu dan tidak perlu diragukan lagi.

Masih ingat ketika Federasi sepak bola Argentina meminjam jet Rolling Stones untuk mengangkut pemainnya ke Rusia dan rencananya pesawat tersebut akan dikembalikan ketika tim tiba di Rusia? Walaupun dalam waktu yang sama, Rolling Stones sedang mengadakan tur Eropa tetapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang kebetulan.

Ini bukan dongeng, bukan sihir dan bukan pula sulap. Seharusnya sepakbola harus bebas politik, bebas judi dan bebas dari campur tangan agen rahasia negara manapun. Olahraga termasuk sepakbola harus menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Tetapi jika hal tersebut sudah terjadi, apa menariknya lagi sepakbola?

Tonton terus Piala Dunia Rusia 2018 dan ingat: "jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda" dan "jangan katakan Anda 'penggila' Piala Dunia Rusia 2018 sebelum menyimak ulasan lengkap dan akurat berupa analisis dan prediksi dari para "pakar" penulis kolom bola di blog Kompasiana, di sini.

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun