Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ekuilibrium, Mencari Keseimbangan Sayap Kanan

22 Mei 2018   19:15 Diperbarui: 22 Mei 2018   19:19 998
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Burung memiliki dua sayap, sayap kiri dan sayap kanan. Jika salah satu sayap patah atau kedua-duanya ada tetapi tidak berfungsi normal, maka kedua sayap tidak dapat digunakan untuk terbang.

Alam mengisyaratkan keseimbangan. Dan keseimbangan hanya tercapai jika terdapat dua kekuatan berlawanan yang sepadan.

Di dunia ini terdapat dua kekuatan yang selalu berlawanan: positip dan negatif, besar dan kecil, tua dan muda, timur dan barat, baik dan jahat, protagonis dan antagonis, dsb....

Sepadan berarti mempunyai nilai yang sebanding, seimbang dan berpatutan dari segi ukuran, arti, efek, dsb. Sepadan bukan disepadankan. Bukan pula direkayasa supaya sepadan tetapi sepadan itu sifatnya alamiah.

(Physics)
(Physics)
Dunia politik tidak selamanya memenuhi hukum alam bahkan lebih sering melenceng dari kaidah hukum alam. Jika ada "sayap kiri" tidak berarti harus ada "sayap kanan". 

Jika Anda sedang menukangi "sayap kanan" dengan segala akal bulus dan penuh tipu daya, bukan berarti Anda harus menciptakan isu-isu "sayap kiri" dengan menebar phobia.

Jika Anda berada di "sayap kanan" bukan berarti Anda harus menuduh dan memaksa pihak lain mengakui dirinya "sayap kiri" agar kelihatan seimbang. Itu tidak akan mencapai titik keseimbangan.

Itu hanya politik kotor. Agar Anda kelihatan benar dan orang lain salah. Agar Anda menjadi juru selamat atau "super hero" sementara ancaman kebangkitan "sayap kiri" menjadi komoditas pencarian dukungan.

Berhentilah beretorika dan membodohi rakyat. Sandiwara Anda telah "terbaca" dan sudah gagal. Ini bukan lagi jaman jahiliah yang penuh dengan kegelapan. Mata sebagian besar masyarakat sudah "melek" walaupun masih banyak yang "buta" karena disesatkan.

Isu yang Anda "jual" masih laku tetapi hanya sedikit orang yang membelinya. Sebagian besar menganggapnya sampah karena karena memang itu hanya sampah.

Anda berusaha mencapai "EQUILIBRIUM" dengan merekayasa lawan dan berusaha membuatnya sepadan. Tetapi Anda tidak tahu bahwa politik tak selamanya memenuhi hukum alam, bahkan lebih sering melenceng.

Salam equilibrium...!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun