"Maaf bang, tapi kalau boleh tau bang, memang kejadian apa yang abang buat di Siantar?" Tanya preman yang berbadan kecil tersebut penasaran.
"Kau benar-benar mau tau atau cuma main-main?"
"Iya, bang kalau abang tak keberatan"
"Nah begini ceritanya, waktu itu di Siantar, payung aku hilang tak ketemu, terus..... terpaksa aku pulang tak pake payunglah. Basah kuyup aku sampai di rumah. Terus aku di marahi istriku. Hei, sudah besar masih main hujan kau dan payungpun bisa hilang? besar badan saja kau, preman apaan, kau? Tidur diluar sajalah kau", kata istriku, "Akupun tidur diluar lah satu malaman, kedinginan aku", katanya sambil tertawa.
Seisi kedai tertawa terbahak-bahak, "Rupanya abang preman latteung-nya rupanya", kata mereka sambil terus terbahak-bahak.
(RS)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H