Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Renungan Hidup] Hari Buruk dan Hari Malang

9 Mei 2018   07:03 Diperbarui: 9 Mei 2018   07:45 921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap saat dapat menjadi hari buruk bagi siapa saja tanpa kecuali.

Ketika kecelakaan fatal datang dengan tiba-tiba. Ketika bencana alam datang tak terduga. Ketika hasil medical chek-up menyatakan penyakit kanker stadium IV, bahkan ketika maut menghampiri tanpa tanda-tanda. Semuanya menjadi gelap. Bumi seakan runtuh.

Berita buruk dari anggota keluarga, sanak-saudara, dan siapa saja orang yang kita sayangi, juga mendatangkan hari buruk.

Renungan ini tidak bermaksud menakut-nakuti. Tetapi setiap orang harus selalu siap dengan segala kemungkinan terburuk. setiap saat, setiap orang harus sadar bahwa apa saja bisa terjadi setiap detik.

Itu artinya bahwa setiap orang harus bersyukur buat nafas yang Tuhan beri. Bersyukur buat kesehatan yang tak ternilai. Bersyukur buat pemeliharaan dan penjaggaan Tuhan sepanjang hari, sepanjang malam bahkan setiap detik.

Itu artinya bahwa setiap orang harus menyerahkan hidupnya sepenuhnya kepada Tuhan. Bahwa setiap orang harus menyerahkan segenap hidup keluarga, sanak-saudara dan semua orang yang disayanginya kepada Tuhan.

Tentu saja lewat doa dalam pengharapan.

Tetapi ingat!

Sekalipun Anda telah melakukan semua itu. Hari buruk bukan berarti tidak akan datang.

Kecelakaan, penyakit, kematian, dsb, bisa saja datang dengan tiba-tiba. Bukan berarti Tuhan tidak mendengar dan menjawab doa-doa kita. Tetapi itulah tanda ketidak-abadian.

Tetapi ketika kita telah berserah kepada Tuhan. Ketika kita telah menyiapkan diri kita. Ketika semua itu terjadi, kita tahu bahwa kita ada bersama Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun