Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Oposisi dan Komoditas Rakyat Miskin

5 Mei 2018   23:22 Diperbarui: 6 Mei 2018   00:05 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parlemen dalam sebuah negara biasanya terbagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah Partai Politik atau Gabungan Partai Politik pemenang Pemilu/Pilpres.

Partai Politik atau Gabungan Partai Politik ini biasanya disebut sebagai partai pendukung pemerintah karena ikut mengambil bagian dalam pemerintahan dan mendukung sepenuhnya kebijakan pemerintah.

Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok oposisi, yaitu Partai Politik atau Gabungan Partai Politik yang kalah dalam Pemilu/Pilpres. Oposisi tidak mengambil bagian dalam pemerintahan dan selalu bersifat menolak atau bertentangan dengan kebijakan pemerintah.

Jika kebijakan yang dikelurkan pemerintah melenceng atau memberatkan rakyat maka disinilah kehadiran partai oposisi dianggap sangat penting sebagai penentang atau pengontrol.

Sebenarnya tidak semua kebijakan pemerintah "tidak baik". Tetapi ada program atau janji-janji politik semasa kampanye yang tidak atau belum ditepati atau tidak sesuai dengan skala prioritas. Disinilah partai oposisi berperan sebagai pengontrol.

Partai oposisi yang murni harus berpihak kepada kemajuan bangsa dan negara termasuk kemakmuran rakyatnya. Partai oposisi yang murni harus mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai.

Partai oposisi tidak selamanya harus selalu menentang kebijakan pemerintah. Kebijakan yang bagus harus di dukung dan keberhasilan yang sudah diraih harus diakui tetapi yang belum tercapai harus terus dikritik.

Partai oposisi bukan partai antagonis yang selalu mengkritik semua kebijakan pemerintah seakan-akan tidak ada benarnya satu pun. Partai yang demikian bukan partai oposisi tetapi partai antagonis atau partai pelawan.

Partai oposisi yang murni membangun kekuatan dengan memberikan perhatian serius dan tindakan yang nyata kepada masyarakat untuk membuktikan diri bahwa mereka lebih bagus dari partai pendukung pemerintah agar pada pemilu/pilpres berikutnya mereka dipilih mayoritas dan menjadi partai pemenang.

Tetapi partai oposisi pemalas adalah partai yang tidak mau berbuat atau memperhatikan nasib rakyat. Kerjanya hanya mencari-cari kesalahan pemerintah dan terus-menerus mengkritik tanpa memberikan solusi dan berbuat sesuatu.

Partai oposisi yang busuk adalah partai oposisi yang hanya menginginkan kegagalan pemerintah sehingga rakyat menderita dan sengsara untuk membuktikan kepada rakyat bahwa rakyat telah salah pilih.

Partai oposisi yang jahat adalah partai oposisi yang mengutamakan kepentingan partai di atas kepentingan bangsa dan negara.

Partai oposisi yang brengsek sangat menginginkan kesengsaraan rakyat untuk dijadikan sebagai komoditas politik untuk dijual sebagai bahan dagangan pada masa kampanye.

Partai oposisi yang rusak sangat menginginkan terjadinya keributan, kerusuhan, kekacauan dan bila perlu ikut memprovokasi agar keadaan semakin memburuk untuk meyakinkan bahwa pemerintah telah gagal.

Betapa jahatnya partai oposisi yang demikian, semoga mereka tidak ada lagi untuk tahun-tahun berikutnya. Semoga mereka bubar secepatnya.

(RS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun