Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Subjektivitas dan Objektivitas (Bagian 3)

24 April 2018   22:59 Diperbarui: 24 April 2018   23:14 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : bungkus.net

Sebuah kata bisa bermakna jamak.

Ada homonim, yaitu lafal atau ejaannya sama tetapi maknanya berbeda. 

Homofon, yaitu lafal atau bunyinya sama, namun memiliki tulisan dan arti yang berbeda. 

Ada juga homograf, yaitu tulisannya sama namun lafal/bunyi serta artinya berbeda.

Dan yang terakhir ada polisemi, yaitu kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya banyak komponen konsep dalam pemaknaan kata tersebut.

Tetapi saya lebih tertarik membahas tentang kata-kata yang sama tetapi jika diucapkan orang yang berbeda, artinya juga menjadi berbeda.

Kata-kata makian bisa bermakna puisi yang indah jika diucapkan oleh seseorang yang Anda sukai.

Sedangkan puisi yang indah bisa bermakna penistaan jika dituliskan oleh seseorang yang Anda benci.

Dan kata-kata makian yang tadinya menurut Anda bermakna puisi bisa benar-benar menjadi makian jika Anda tidak lagi menyukai orang yang mengucapkannya.

Dan "puisi penistaan" yang sama bisa saja berubah menjadi mahakarya yang indah ketika Anda juga berubah menyukai penulisnya karena sesuatu hal.

Disinilah Anda harus bijaksana dan berhati-hati dalam berkata-kata. Sebelum memutuskan, Anda perlu mengingat dan menimbang perkara sebelum menjadi perkara di pengadilan dunia dan akhirat.

Anda bisa khilaf dan tidak selalu benar dalam berkata-kata. Anda lebih sering bertindak atas nama subjektivitas daripada objektivitas.

Berbicara atas faktor suka tidak suka daripada berkata sesuai fakta. Dan Anda bisa berkelit, berargumen seribu satu alasan untuk membenarkan kesesatan Anda.

Tetapi yang benar tetaplah benar dan yang salah tetaplah salah. Subjek tetaplah subjek dan objek tetaplah objek 

(RS)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun