Ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah orang-orang hebat yang memelihara dan terus menyelidiki Kitab Taurat Musa dengan teliti dan saksama. Tetapi kali ini mereka menunjukkan sedikit dari sekian banyak "kebodohan"nya.
Dengan siapa perempuan tersebut berbuat zinah? Apakah dia berzinah sendiri? Kalau tidak, dimana laki-laki temannya berbuat zinah? Apakah laki-laki tersebut seorang istimewa sehingga tidak ikut diseret ke tengah-tengah Bait Suci, lalu diseret ke luar pintu gerbang kota lalu dirajam dengan batu hingga mati?
Ataukah laki-laki itu adalah salah seorang dari antara ahli Taurat atau orang Farisi yang tergoda pelakor? Ataukah ini hanya sebuah jebakan untuk mencari kesalahan?
Dan ketika ahli Taurat dan orang-orang Farisi terus-menerus bertanya kepada-Nya, Yesus pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka:Â
"Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu."
Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya:Â
"Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau? Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."
Saya sama sekali tidak membela atau membenarkan perbuatan pelakor. Tetapi sadarkah kita bahwa dengan hanya menyalahkan si pelakor tetapi tidak menyeret si lakor juga kita telah melakukan diskriminasi gender?
Si lakor belum tentu korban tetapi pengorban. Si lakor belum tentu digoda tetapi penggoda. Si pelakor belum tentu tahu seseorang itu lakor tetapi bisa saja si lakor yang mengaku sebagai singel atau duda.
Bersikaplah adil dan jangan melakukan diskriminasi gender. Si pelakor sudah pasti salah tetapi si lakor juga dan jangan hanya menyalahkan si pelakor saja.
Selamat malam...