Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Mendapat Kartu Kuning dan Kartu Merah Secara Beruntun, Kali Ini dari Amien Rais

9 Februari 2018   11:28 Diperbarui: 9 Februari 2018   14:20 2042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika Jokowi diibaratkan sebagai megabintang Lionel Andres Messi maka dapat dipastikan Jokowi sudah "babak belur". Terhitung ada tambahan 1 kartu kuning dan 2 kartu merah setelah beliau mendapatkan kartu kuning pertamanya di "Indonesian University Stadium". Jadi total ada 4 kartu yang beliau peroleh secara beruntun.

Tentu saja menurut aturan sepakbola, ke-4 kartu kuning dan kartu merah tersebut akan membuat beliau tidak boleh tampil di babak final Pilpres 2019. Dan hal itu akan sangat merugikan dan mengecewakan penggemar sekaligus pemilihnya yang berharap beliau kembali terpilih sebagai pemain terbaik untuk memimpin Indonesia 5 tahun berikutnya.

Untunglah ke-4 wasit yang memberikan kartu-kartu tersebut tidak diakui federasi sepakbola tertinggi dunia "FIFA". Nama mereka sama sekali tidak tertera dalam daftar nama wasit FIFA. Mereka tidak pernah mendapatkan "pelatihan khusus pelatih" sehingga mereka tidak mengerti aturan dan tidak berhak untuk mendapatkan lisensi atau sertifikat. Lagipula sikap subjektif mereka dalam memberikan "hukuman" sangat bertentangan dengan sikap "fair play" dalam sebuah pertandingan. Kartu kuning dan kartu merah mereka dinyatakan "tidak sah" secara Sportifitas.

Setelah kartu kuning pertama berhasil melambungkan nama Zaadit Taqwa menjadi trending topic dan viral di media massa dan elektronik, tindakan tak kreatif dan copy-pastedilakukan oleh wasit senior "tak berlisensi": Fadli Zon, Fachri Hamzah dan Amin Rais.

Dok : YouTube
Dok : YouTube
Ibarat gayung bersambut, tindakan berani Zaadit yang mengatasnamakan gizi buruk di distrik Agats, langsung disambut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang tiba-tiba mengeluarkan kartu merah saat membuka acara Musyawarah Kerja Nasional Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI). (Tribunnews.com 3/2/2017)

"Kita kumpulkan kembali jiwa Indonesia yang harus jaga marwah reformasi. Kata Bung Karno, revolusi tidak pernah berhenti. Maka perlu anak muda yang menjaga bara api revolusi Indonesia," ujar Fahri.

Lewat sebuah foto yang diretweet akun Twitter resmi Fadli Zon yang terverifikasi, @fadlizon, terlihat Fadli Zon mengacungkan kartu berwarna kuning. Tampak pula sejumlah orang lainnya berpose mengacungkan kartu berwarna kuning, seperti yang dilakukan Fadli Zon. (Tribunnews.com 03/02/2018)

Dan seperti tidak mau ketinggalan, tokoh sesepuh yang juga merupakan tokoh reformasi'98: Amin Rais sangat mendukung kartu kuning Zaadit Taqwa bahkan beliau memberikan kartu merah untuk Jokowi. Dikutip dari Kompas.com beliau mengatakan:

"Kalau saya bukan kartu kuning, saya kasih kartu merah (untuk Jokowi)," kata Amien usai menghadiri diskusi 'Kartu Kuning' dan Gerakam Mahasiswa Zaman Now' yang digelar di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (7/2/2018). Amien menilai kartu merah tepat diberikan ke Jokowi, apalagi menjelang pemilu presiden 2019. Ia berharap Jokowi tak melanjutkan kepemimpinannya sampai dua periode.

Ada apa sebenarnya dibalik kartu kuning dan kartu merah ke-4 wasit tak berlisensi tersebut? Seburuk itukah kinerja Jokowi sehingga beliau mendapatkan kartu kuning dan kartu merah secara beruntun? Begitu banyakkah pelanggaran yang dilakukan Jokowi di lapangan sehingga beliau dilecehkan dengan 4 kartu kuning dan kartu merah secara beruntun?

Untunglah masyarakat Indonesia sudah cerdas. Mereka sudah tahu melihat mana yang benar dan mana yang salah. Mereka sudah tahu membedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Mereka sudah bisa merasakan mana yang tulus dan mana yang munafik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun