Mohon tunggu...
Rintar Sipahutar
Rintar Sipahutar Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika

Pengalaman mengajar mengajarkanku bahwa aku adalah murid yang masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jalan Terjal Menuju Eden

6 Februari 2018   12:13 Diperbarui: 6 Februari 2018   12:17 1351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku hampir terbakar

Siapakah yang mendengar doamu

Hai musafir lemah

Cahaya lilin meredup lalu mati

Hening, sunyi dan gulita tanpa pelita

Rindukah jiwamu perhentian kekal?

Di eden mata airnya bening

Menyejukkan hingga ke setiap pembuluh darah

Di sana tidak ada air mata

Tak ada lagi tangisan di malam gelap

Cahayanya benderang sepanjang masa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun