Ketika beredar kabar tentang "gugatan cerai Ahok terhadap istrinya Vero" banyak simpatisan Ahok yang tidak percaya dan tidak dapat menerima kenyataan tersebut sebagai fakta tetapi terus berusaha menganggapnya sebagai "HOAX".
Beberapa orang mencoba menghibur diri dengan membagikan tautan dari web gratisan blogspot yang juga dituliskan oleh simpatisan Ahok sendiri untuk meng-counter attack berita tersebut dan yang terjadi adalah "HOAX" mematahkan "fakta"?
Saya sendiri pada awalnya sangat terganggu dan terusik dengan berita yang beredar tersebut dan menganggapnya sebagai gosip murahan dari orang-orang yang tidak menyukai Ahok.
Ini seperti mimpi di siang bolong. Seperti petir di panas terik, seperti ajal di ujung belati. HOAX tetapi bukan, fakta tetapi tidak boleh dipercaya karena beda HOAX dengan fakta tidak lebih tebal dari kulit ari dan hampir seperti rambut dibelah 7.
Mengapa demikian?
Saya adalah salah seorang simpatisan Ahok karena beliau saya anggap seorang pemimpin yang berintegritas tinggi, jujur, tegas dan tidak kenal kompromi bahkan berani mengorbankan keselamatan diri dan keluarganya demi bangsa dan negara dan mungkin di negeri ini tidak ada lebih dari 2 orang yang seperti beliau.
Tetapi terlepas dari segala kehebatan beliau, saya sadar bahwa beliau tetaplah seorang manusia biasa yang melakukan hal-hal luar biasa tetapi tetap tidak luput dari kelemahan. Beliau adalah manusia dengan kemanusiannya yang dapat merasakan lapar, haus, lelah, marah dan sebagainya.
Itulah mengapa saya tidak pernah menganggap beliau sebagai "dewa" apalagi "Tuhan"? Beliau memang bukan dewa apalagi Tuhan? Sama sekali tidak.
Itulah alasannya mengapa saya tidak pernah menyebut diri sebagai "Ahokers" bahkan ketika beberapa orang teman beberapakali menggabungkan saya dengan beberapa grup yang beraliran "Ahokisme" di media sosial "facebook", saya selalu keluar dengan diam-diam.
Mengapa?
Karena Ahokers terlalu mencinta Ahok berlebihan bahkan Ahok sendiri pasti tidak menginginkan hal yang demikian. Sangat wajar apabila beliau ingin dicintai oleh banyak orang tetapi tidak dengan cara yang salah karena beliau tidak ingin ada penganut "agama Ahok" seperti fans Maradona yang mendirikan agama Maradona yang menjadikan Maradona sebagai tuhan hanya karena kecintaan mereka terhadap seorang mega-maestro sepakbola.
Saya pikir mengagumi seorang tokoh yang berkharisma dan berintegritas, sah-sah saja tetapi tetap dalam koridor kekaguman terhadap manusia sebagai umat ciptaan yang paling sempurna sebagai ciptaan tetapi bukan manusia sempurna.
Apakah Ahok benar menggugat cerai istrinya Vero?
Berita di media massa online nasional dan televisi swasta nasional yang akurat, cepat, tajam dan terpercaya menuliskan demikian dan pengacara Ahok sendiri membenarkan berita tersebut dan mengatakan bahwa itu bukan "HOAX", bahkan pengadilan dimana pengcara Ahok mendaftarkan gugatan tersebut juga membenarkan kebenaran berita bukan HOAX tersebut.
Kalau demikian bagaimana reaksi kita seharusnya dan selanjutnya?
Mariah kita terima berita ini sebagai fakta dan jangan berusaha menangkisnya dengan berita-berita tak jelas dari sumber berita tak terpercaya seperti blogspot yang justru menebar "HOAX".
Marilah kita berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa semoga mereka mediasi dan tidak jadi bercerai. Semoga mereka dapat rujuk kembali dan apapun yang menjadi alasan mereka untuk berpisah dapat di"patah"kan oleh ikatan kasih Kristus yang telah mempersatukan mereka dan mereka berdua tidak terpisahkan oleh apapun kecuali oleh maut.
Marilah kita berdoa untuk keluarga mereka agar prahara yang menimpa keluarga mereka cepat berlalu dan ke depan keluarga mereka justru semakin baik dan langgeng sampai ke anak-cucu hingga "haters" juga berbalik mencintai mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H