Mohon tunggu...
Ririn Setiarini
Ririn Setiarini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Universitas Islam Negeri Walisongo

Hello🙌🏼 Welcome to my archive

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Salah Persepsi tentang Mental Health Awareness Buat Gen Z Jadi Generasi Mental Tempe?

30 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 2 Juli 2022   12:18 1295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tren Mental Health pada generasi Z

Berbagai isu tentang mental health sudah sering diungkit dan pastinya kalian sering mendengar kata tersebut kan? 

yap isu tentang kesehatan mental saat ini menjadi isu yang paling banyak dibicarakan khususnya bagi generasi Z, generasi muda yang hidup di zaman globalisasi yang mana perkembangan dunia berlangsung secara pesat sehingga mau tidak mau individu harus menyesuaikan diri dan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan di sekitarnya. 

Generasi Z sebagai generasi dengan usia produktif di masa sekarang tentunya sangat terpengaruh oleh perkembangan dunia yang sangat pesat, pengaruh tersebut membuat generasi Z sebagai generasi yang rentan akan masalah mental health,

kenapa?

hal itu karena perubahan dan perkembangan dunia yang berlangsung cepat menghasilkan tuntutan, tekanan serta tantangan yang besar pula, khususnya untuk generasi Z yang notabenenya adalah generasi dengan usia produktif yang harus selalu mengikuti arus perkembangan zaman untuk survive atau bertahan hidup di era sekarang. 

Generasi Z harus terus belajar dan bekerja keras agar dapat mencapai impiannya di tengah ketatnya persaingan dan cepatnya arus globalisasi, 

maka dari itu generasi Z rentan akan permasalahan kesehatan mental seperti mental illness, namun sebenarnya bukan hanya generasi Z yang rentan akan masalah kesehatan mental, pada dasarnya setiap individu setiap generasi mempunyai kerentanan akan kesehatan mentalnya dengan tingkat yang berbeda-beda,

tapi kenapa isu mental health baru naik ke permukaan sekarang?

karena zaman dulu isu tentang kesehatan mental masih terlalu tabu untuk dibahas, terlebih lagi di Indonesia, belum lagi stigma buruk tentang masalah kesehatan mental yang ada di masyarakat , profesi psikolog dan psikiater pun belum terlalu tenar pada zaman dulu, berbagai stigma buruk yang melekat membuat individu yang mempunyai masalah terhadap kesehatan mentalnya enggan berkonsultasi kepada profesional, 

bahkan banyak yang tidak menyadari dan menyepelekan masalah kesehatan mental mereka. saat ini stigma tentang buruk tentang kesehatan mental sudah mulai memudar tergerus oleh arus globalisasi, psikolog dan psikiater sudah mulai banyak dicari, sudah banyak masyarakat yang aware terhadap kesehatan mental mereka sendiri dan generasi Z yang paling mendominasi.

Aware terhadap Mental Health Membuat Generasi Z Jadi Generasi dengan Tental Tempe?

Naiknya tren tentang kesehatan mental tentu dapat berdampak positif, seperti berkurangnya justifikasi dan stigma buruk dari masyarakat kepada setiap orang yang memiliki permasalahan kesehatan mental, meningkatnya kualitas kesehatan mental karena banyak masyarakat dan individu yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental, 

selain itu dengan naiknya isu kesehatan mental membuat masyarakat semakin teredukasi dan memiliki pemikiran yang lebih terbuka akan pentingnya mental health awareness.  Lalu apakah benar mental health awareness berdampak pada perilaku dan sikap generasi Z menjadi lebay dan manja?

pada dasarnya kita tidak bisa menggeneralisasi suatu dampak sosial begitu saja, karena dampak yang terjadi pada satu perspektif bisa jadi berbeda dengan perspektif lainnya. mental health awareness adalah suatu kesadaran yang sangat penting dan harus dimiliki setiap individu, generasi sebelum generasi Z memang jarang membicarakan mental health awareness namun bukan berarti kasus mental illness tidak ada di masa mereka, 

hanya saja kesadaran akan pentingnya mental health pada masa itu masih sangat minim, terlebih lagi pada zaman dulu masalah mental dianggap sebagai aib dan seperti dipelosok Indonesia masih banyak orang dengan gangguan jiwa yang tidak ditangani dengan baik bahkan banyak kasus ODGJ dipasung di tempat yang tidak layak seperti kandang hewan, 

namun kita juga tidak dapat menyalahkan yang memasungnya, karena dari perspektif lainnya bisa jadi orang terpaksa memasung ODGJ karena dianggap membahayakan masyarakat sekitarnya dan kurangnya edukasi serta penanganan dari profesional.

berbeda dengan masyarakat perkotaan yang didominasi generasi Z dengan mental health awareness yang tinggi, karena realitanya saat ini banyak konten-konten tentang kesehatan mental yang ditujukan kepada generasi Z,

 banyak juga aplikasi dan website yang membantu generasi Z mengatasi kegelisahan dan keresahan generasi Z dengan fitur-fitur seperti kosultasi dengan psikolog secara daring atau fitur untuk memantau mood, aplikasi-aplikasi seperti itu saat ini banyak menjamur seiring dengan meningkatnya mental health awareness generasi Z, 

namun mental health awareness jika dijalankan secara berlebihan juga tidak baik, karena kesadaran akan kesehatan mental juga perlu ada ilmunya, dalam realitanya masih banyak generasi Z yang "menyalahgunakan" mental health awareness, contohnya saja banyak siswa ataupun mahasiswa yang baru mengerjakan sedikit tugas atau belajar sebentar saja sudah mengeluh dan bilang bahwa mereka stress, 

bahkan ada yang baru ditegur atau dimarahi sedikit saja sudah menggerutu bahkan menangis dan menganggap itu adalah masalah yang besar serta membawa-bawa isu mental health, atau ada juga yang mendiagnosis dirinya sendiri mempunyai mental illness, 

hal tersebut tentu salah ya bestii, karena diagnosis seperti itu hanya bisa dilakukan oleh profesional seperti psikolog atau psikiater tentunya dengan beberapa kali pemeriksaan dan tes, bahkan seakan-akan mereka pamer dengan menyombongkan mental illness hasil diagnosa sendiri, apakah kalian seperti itu?

aku harap tidak ya, karena jika terlalu terlena seperti itu kita akan menjadi pribadi yang lemah secara mental sehingga berdampak pada kepribadian kita dan kehidupan sosial kita, akibatnya kita akan menjadi pribadi yang sulit berkembang dan maju, namun tidak semua generasi Z bermental "tempe" ya, 

masih banyak generasi Z yang sadar akan kesehatan mental namun mempunyai pribadi yang tangguh dan mandiri, sebabnya? karena persaingan sosial yang semakin ketat mengharuskan generasi Z menjadi pribadi yang tangguh dan tahan banting. karena dunia semakin keras kita sebagai generasi muda tidak boleh terus berlindung dibalik kata mental health awareness dalam setiap masalah yang datang pada diri kita, 

cobalah untuk mencari solusi terbaik, berpikiran positif dan hadapi masalah tersebut dengan bijak dan pikiran yang positif, dan jika memang kalian merasa ada yang salah pada diri kalian lebih baik periksakan pada profesional dibanding mengeluh dan menjustifikasi mental diri sendiri pada orang lain, 

jadi stigma bahwa generasi Z bermental "tempe" karena selalu berlindung dibalik  kata mental health awareness tidak seratus persen benar ya, namun dalam realitanya memang masih ada individu yang berlebihan dan menyalahgunakan konsep mental health awareness. intinya stay healthy, stay happy and keep calm yaa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun