Selain itu, banyak dari program-program itu telah pernah dijanjikan gubernur-gubernur sebelumnya. Hingga kini mereka selesai menjabat, program-program itu tidak berjalan bahkan hanya ilusi.
Dulu ada program perumahan dengan uang muka 0%. Program andalan Anies ini mendadak jantungan dan mati di awal pemerintahannya. Ahok menata sungai dan melakukan pemindahan penduduk ke flat yang lebih manusiawi. Malah Ahok sendiri kena gusur. Program-program yang sifatnya populis tidak akan dapat diterapkan, namun selalu dimunculkan dan dijanjikan ke publik.
Selama debat-debat masa kampanye, media selalu memberitakan Ridwan melawan Pramono; Siswono melawan Rano. Sementara itu, Dharma-Kun disampaikan melawan siapa saja dan apa saja. Pesan kampanyenya sangat di luar nalar. Dharma-Kun menyatakan covid itu tidak nyata.
Mereka juga menyampaikan akan ada pandemi baru. Pandemi dan covid hanya menjadi strategi asing untuk  menguasai kedaulatan bangsa. Lebih lanjut, Dharma-Kun akan mendukung masyarakat yang menolak vaksinasi, jika mereka menang. Kacau!
Perlawanan Politik
Dengan gambaran di atas, kemudian sebagian para pemilih, melakukan suatu atraksi yang menarik. Mereka memberikan suaranya kepada Dharma-Kun, yang jelas-jelas programnya absurd dan tidak realistis. Para pemilih ini, melakukan perlawanan dengan cara lucu-lucuan. Memilih Dharma-Kun secara sadar, berbasis pada program, yang jelas-jelas tidak menarik.
Henry Bergson, seorang humor theorist seperti dikutip dari United States Institute of Peace artikel berjudul Not Just a Punchline: Humor and Nonviolent Action: How Comedy Can Provide Relief and Promote Resistance in Authoritarian Environments (May 2019), menyatakan bahwa lelucon bisa digunakan oleh publik untuk menunjukkan perlawanan atas penguasa atau para pemilik kuasa, termasuk mereka yang merasa memiliki kuasa.
Hal ini dilakukan, ketika menyuarakan kebenaran, protes-protes publik tidak lagi didengarkan oleh elit penguasa. Dalam konteks politik, pemilihan umum, dapat menjadi ajang 'menghukum' dan 'melawan' para penguasa dan calon penguasa.
Masih dari artikel yang sama, George Orwell, seorang jurnalis dan kritikus dari Inggris, menyatakan humor (joke), merupakan sebuah revolusi kecil. Gerakan revolusi yang tidak bising, damai, dan tidak merusak.
Perlawanan politik dengan melakukan hal lucu-lucuan, merupakan sesuatu yang lumrah. Di dalam dunia politik yang relatif demokratis, tidak ada paksaan bagi pemilik suara untuk menggunakan suaranya. Mereka bebas menentukan pilihnnya, bahkan menjadi golongan putih. Tindakan ini menjadi semacam perlawanan politik (political resistence) terhadap kesewenang-wenangan.
Terlebih pasangan Ridwan-Suswono, yang telah terlebih dahulu mencalonkan diri dengan dukungan 12 partai sudah merasa di atas angin. Mungkin, bisa jadi ada kejumawaan dalam diri mereka. Punya program atau tidak, mereka akan terpilih. Lalu, kehadiran Dharma-Kun dengan segala pro-kontranya hanya untuk mempermanis proses pemilihan gubernur di Jakarta.