Lalu, wawancara terjadi. Reaksinya masih sama, meskipun tidak segugup pada tahun 2008 itu. Saya menyampaikan materi dengan pace yang cukup, tetapi dengan pikiran yang agak 'tegang'. Tegang, bukan karena cemas. Tetapi banyak hal yang ingin disampaikan dalam waktu yang begitu sempit. Kemudian, apakah keajaiban akan terjadi? Saya yakin sekali, itu akan terjadi. Setidaknya, jika ada wawancara berikut, saya akan lebih 'ringan' menghadapinya. Materi yang sudah di kepala, akan melaju lancar di penjabaran.
Dalam kehidupan kita, situasi 'diceburkan' ini memang pasti akan terjadi. Saya dalam banyak hal men-setting mental saya pada mode siap 'diceburkan'. Jika pimpinan saya meminta saya melakukan sesuatu, jawaban saya selalu, "Siap, Pak". Jawaban seperti itu sangat mungkin dari hasil dicerburkan berulangkali. Jika hal yang demikian terjadi padamu, embrace it!
Jika kemudian hal itu berkelindan dengan pekerjaan saya sekarang di bidang kemanusiaan dan kebencanaan, mentalitas saya sudah terlatih baik menghadapi situasi yang tidak pasti dan penuh tantangan. Diceburkan bukannya membunuhmu, tetapi malah membuatku lebih kuat. Keajaiban itu nyata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H