Ditilik dari survei hasil pemilihan presiden tahun 2014, tampaknya ada massa yang akhirnya sadar bahwa Jokowi Amin ternyata yang terbaik buat bangsa ini. Pemimpin yang rendah hati dan lahir dari rahim rakyat dan bukan dari kalangan elit yang tidak bisa merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil resmi KPU tahun 2014, pasangan Jokowi Jusuf Kalla meraih suara 53,15% dan Prabowo Sandi 46,85%. Dengan hasil survei Kompasiana ini, ada kenaikan lebih dari 8%, sementara Prabowo mengalami penurunan peminat juga sekitar 8%. Sepertinya, 8% pemilih Prabowo melakukan eksodus ke Jokowi setelah melihat rekam jejak Jokowi di tengah masifnya kabar bohong yang diciptakan untuk mereduksi suara Jokowi.
Berkumpulnya suara mayoritas di kubu Jokowi dan meningkat dari pemilihan Presiden tahun 2014 menunjukkan bahwa pemilih tetap Jokowi masih akan tetap memilih Jokowi di 2019. Sebagian, mencapai 8%, dari suara Prabowo akan pindah ke Jokowi.
Memang bisa dikatakan Jokowi hanya berhasil mengambil sedikit dari suara Prabowo. Tetapi, secara popular vote, jumlahnya sungguh besar, terlebih lagi pemilih terdaftar untuk pemilihan presiden 2019 ini sekitar 190 juta lebih.
Faktor yang memindahkan 8% suara Prabowo ke Jokowi dipastikan karena kinerja yang telah ditunjukkan oleh Jokowi selama menjadi presiden dengan didampingi Jusuf Kalla. Sementara dari sisi lain juga bisa dilihat, kabar bohong yang diciptakan untuk menyerang Jokowi, ternyata mampu menahan suara di Prabowo dan tidak terjadi vote drain yang luar biasa.
Tetapi, dengan hasil suara seperti yang disajikan, survei-survei lembaga resmi dan Kompasiana menunjukkan Jokowi, si anak tukang kayu dari Solo yang pernah rumahnya digusur, ditipu dan bangkit, masih terlalu kuat untuk Prabowo.
Jokowi, yang anak-anaknya sangat luar biasa dengan tidak memanfaatkan kekuasaan bapaknya, dicintai lebih dari 61% penduduk Indonesia di mana pun berada. Jokowi, yang telah cukup dengan dirinya sendiri, menang mutlak dari Prabowo yang merupakan 1% dari warga negara Indonesia yang menguasai sebagian besar aset negara seperti diakuinya di debat terakhir pemilihan presiden.