Pemberian proyek-proyek kepada pada pendukungnya juga bisa menjadi satu cara untuk memenuhi janji ini. Beberapa perubahan kebijakan bisa dilakukan gubernur untuk terpenuhinya keinginan dari para pendukung ini.
Seperti misalnya sebuah peraturan gubernur terkait kontrak konsolidasi yang rencananya akan dihapus Anies. Ada sekelompok kontraktor yang ternyata terkena dampak dari kontrak konsolidasi ini.
Pada dasarnya, Â peraturan ini mengatur penyatuan kontrak menjadi beberapa bagian besar saja dari pada membagi menjadi beberapa kontrak kecil. Hal ini tentunya demi kepraktisan, baik dari segi administrasi, penanganan dan juga transaction cost-nya.
Untuk yang lainnya, bisa juga dengan menghindarkan penggusuran yang seharusnya dilakukan karena terkait dengan pengendalian banjir. Tetapi, janji ini sudah terlanjur diucapkan dan akan direalisasikan. Ini menjadi semacam janji yang akan terus ditagih para pendukungnya, yang memilih Anies karena janji tidak menggusur.
Janji-janji kepada para pendukung ini, baik kepada partai politik, pebisnis dan masyarakat kebanyakan, seringnya disampaikan tanpa melihat mungkin untuk dilaksanakan. Hal yang paling menarik perhatian yakni rumah dengan DP 0% di Jakarta. Belum juga dilaksanakan, sudah banyak alasan yang diajukan.
Bahwa mekanisme harus dilihat dulu, peraturan pendukungnya dan juga kemampuan pemerintah daerah. Ini terkait dengan jumlah penerima manfaat fasilitas 0% ini, yakni warga miskin Jakarta. Belum lagi persoalan lahan, yang sudah pasti mustahil untuk merealisasikan janji ini. Kalaupun nanti dilaksanakan, lebih bersifat seremonial.
Pemenuhan lain, yakni dengan memberikan posisi kepala-kepala dinas kepada para pendukungnya. Tidak asing, para kepala dinas juga bermain politik. Apalagi, dengan adanya hubungan client patron Anies dengan partai pendukung, kemungkinan besar Anies hanya akan berusaha untuk memenuhi keinginan partai-partai ini.
Pengusaha pendukung juga tidak akan mau tinggal diam. Investasi adalah investasi. Artinya, harus ada ROE yang jelas. Layaknya pebisnis, tentunya tagihan mereka yakni pembagian proyek untuk mereka dan juga kebijakan yang memudahkan bagi mereka untuk berusaha dan mendapatkan 'perlindungan' dari administrator itu.
Bukannya Manis Malah Bisa Jadi Asem
Dengan kelindan berbagai kepentingan yang melingkupi Anies, yang mungkin sudah dipaketkan dengan pencalonannya dulu, tentunya akan sangat rumit bagi Anies untuk menjalankan fungsinya sebagai administrator Jakarta.
Kepentingan mereka itu harus dipenuhi. Kepentingan itu tentunya tidak berhenti di tahun pertama saja. Selama Anies bisa memimpin di Jakarta, kepentingan-kepentingan itu akan melekat dan terus membesar.