Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Melirik Isu PKI Zaman "Now" dari Kisah Kang Kribo

28 September 2017   14:39 Diperbarui: 28 September 2017   18:20 2800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Drama lanjutannya masih diteruskan. Tidak kurang pemerintah sekarang dituduh membiarkan PKI bangkit. Seperti apa penjabarannya? Tidak jelas. Tidak penting juga bagi kelompok penguar isu itu. Pokoknya teriak bahwa kebangkitan PKI akan segera muncul. PKI seperti sudah siap menerkam. Tinggal diperintahkan, maka hancurlah negara ini.

PKI menjadi trend teriakan mereka. Sahut menyahut? Bahkan presiden sendiri harus terikut dalam arus pusaran yang dimainkan entah siapa. Presiden berkomentar harus ada film PKI versi milenial. Mungkin presiden sedang bercanda.

Generasi milenial tentunya tidak peduli. Mereka lebih peduli drama Korea Decendant of the Sun dengan bintangnya Song Joong Ki dan Song Hye Kyo. Tetapi, sekarang mereka lagi diajak-ajak untuk menonton film itu. Emangnya, mengapa harus menonton? Masihkah kualitas fisik filmnya bagus?

Lalu, apa yang hendak didapat dari proses yang sekarang lagi dipolarisasikan? Gelombang apa yang sedang mereka ciptakan?

 Pesan yang Terbaca

Kira-kira apa pesan yang hendak dikirimkan ke benak setiap orang saat ini? Ini kemungkinannya menurut analisa kasar penulis. Kemungkinannya yakni menunjukkan kekejaman PKI dalam membunuh jenderal-jenderal pahlawan revolusi itu. Lalu, militer keluar sebagai pembebas. Dengan demikian, dalam konteks kebangkitan PKI saat ini, maka militer harus dimajukan. Selanjutnya, militer atau sosok militer harus memegang kekuasaan negeri ini. Militer harus menjadi pengendali negeri. Sosok militer harus menjadi presiden.

Ada upaya juga mendiskreditkan presiden Jokowi. Sebelumnya dalam buku Jokowi Undercover Jokowi diikaitkan dengan PKI. Sekarang Jokowi kembali lagi dilekatkan dengan PKI. Sepertinya ini operasi tersusun mereka para pencari kekuasaan ini.

"Tidak lihat, Jokowi mengundang dana-dana dari Cina untuk membangun berbagai infrastruktur di Indonesia". Begitu kira-kira narasi yang disorongkan ke benak masyarakat. Dengan demikian, Jokowi antek PKI. Jokowi harus 'disingkirkan'. Sipil tidak cocok memimpin di negeri ini. Narasi tidak langsung yang dimajukan.

Bisa jadi, ambisi yang belum kesampaian dari calon yang setia mengikuti kontestasi mencari presiden di negeri ini, mendorongnya untuk tetap mencoba hingga tahap akhir. Mungkin pemilihan presiden kali ini yang terakhir baginya. Hingga upayanya juga harus pamungkas. Lalu, jika isu-isu yang lain tidak bisa dilekatkan kepada pesaing, maka citra dirilah yang diperbaiki.

Caranya, ya itu tadi mencoba mendorong isu PKI yang katanya akan menghancurkan Indonesia. Lalu, militer yang harus membebaskan negara ini. Lalu, militer yang harus memimpin negara ini. Sehingga pertemuan mereka yang berambisi berduo dalam konteks memunculkan pemimpin bangsa berlatar belakang militer mulai giat akhir-akhir ini.

Mungkin mereka juga terinspirasi dengan film Three Idiots. Dalam film itu digambarkan cara untuk menjadi juara, yakni berusaha memperkuat diri sendiri. Bila cara ini dirasa tidak berhasil, maka perlemahlah lawan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun