Membaca dan menulis menjadi seperti sebuah saluran yang melepaskan pikirannya dari tubuhnya. Kartini bisa mencapai apa pun yang diinginkan lewat imajinasi dalam pikirannya. Hingga akhirnya, imajinasi itu berhenti pada usianya yang ke-25. Apakah semua penderitaannya itu yang membuatnya menyerah pada kehidupan di usia yang masih sangat muda itu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!