Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Vandalisme Romantis di Ruang-ruang Kelas

23 April 2017   14:21 Diperbarui: 24 April 2017   02:00 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coretan-coretan berisi ungkapan perasaan seperti ini memenuhi ruang-ruang kelas di salah satu SMP di Kecamatan Tirenggadeng, Pidie Jaya. Ungkapan kegalauan untuk perasaan yang tidak bisa ditahan. Perasaan yang harus diungkapkan lewat coretan di meja dan kursi kelas. Foto: Rinsan Tobing

Wajah kursi yang sudah bopeng, semakin buruk dengan hadirnya bukti keras kegalauan dalam coretan-coretan itu. Kelas yang tadinya ‘indah’ menjadi buruk rupa. Hanya meja dan kursi guru yang luput dari coretan berisi luapan perasaan para remaja ini.

Dulu sekali memang pesan-pesan di meja kerap menjadi sarana menyampaikan perasaan. Perasaan kepada seseorang yang berada di kelas sendiri atau kelas lain. Perasaan yang menyiksa yang hanya bisa dilampiaskan lewat coretan-coretan, karena keberanian yang sangat terbatas.

Coretan-coretan yang menjadi saluran rasa untuk cinta, rindu dan kasmaran yang mendera. Rasa yang menyiksa tak kepalang. Bayangan dan kerinduan tidak tertahankan. Rasa harus disampaikan. Tetapi malu yang membuncah membuat tak kuasa menyampaikannya.

Meskipun kesannya ‘romantis’, tetapi secara umum ini merupakan tindakan vandalisme. Tindakan yang merusak fasilitas umum ini selayaknya dilarang. Sudah lama tindakan seperti ini tidak ditemukan lagi di kota-kota besar. Tetapi disebuah kota kecil di Pidie Jaya, sepertinya masih saja terjadi. Ditemukan juga di kelas-kelas di daerah lain yang dikunjungi, seperti Mataram.

Dari pemandangan yang tersaji, pastinya kisah coret-mencoret di meja masih dilakukan banyak remaja pada umumnya. Bermodalkan tip-ex, coretan-coretan dirangkai. Dengan ragu dan rasa malu yang tertahan, perasaan dicurahkan. Harapannya yang dikecengin membacanya. Sayangnya, nama pencoretnya tidak tertera. Bagaimana si pujaan hati akan mengerti jika pesan itu tidak dibaca dan tidak bernama?

Bagi yang menuliskannya, ada sedikit rasa yang lepas dan beban yang hilang. Perasaan kangen tentunya ‘menyengsarakan’. Jika tidak tertahan lagi, maka harus disalurkan. Cara-cara yang dipilih sebenarnya bisa bermacam-macam, termasuk coretan tadi.

Meminjam buku dan menyelipkan tulisan singkat bisa menjadi satu pilihan. Untuk ini dibutuhkan keberanian luar biasa. Sebab ‘target’ langsung mendapatkan muatan hati. Tulisan bisa berupa tulisan indah di sebuah kartu kecil yang dibeli di toko buku.

Sebuah puisi yang berhasil diciptakan setelah menghabiskan kertas satu rim, merupakan bentuk lainnya. Perasaan seperti ini memang bisa membuat kegilaan sementara mendadak muncul. Jika tidak disalurkan jerawat bisa hadir tanpa diundang. Bisul tiba-tiba mengganggu duduk.

Sulitnya Ungkapkan Rasa

Masa-masa remaja dianggap sebagai masa-masa sulit. Dalam periode ini remaja mengalami turbulensi dalam hidupnya akibat perubahan dalam dirinya. Perubahan fisik yang bermuara pada perubahan sosialnya, emosi dan memasuki tahapan transisi dari anak-anak menjadi remaja.

Dalam konteks yang demikian, menurut Jeanne Segal, Ph. D, seroang psikolog yang mendalami psikologi remaja, menuturkan bahwa seorang remaja mengalami depresi, kecemasan dan emosi negatif lainnya. Emosi negatif ini mengakibatkan timbulnya rasa malu, tidak berguna, putus harapan dan tidak dimengerti. Masalahnya, para remaja ini memiliki kesulitan tersendiri untuk mengungkapkannya. Seperti dijelaskan dalam helpguide.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun