Kenikmatan yang disajikan penghasilan melimpah tiba-tiba membuat hidup menjadi sangat nyaman dan melupakan fakta-fakta bahwa ketenaran yang menjanjikan kekayaan tidak berlangsung selamanya. Pasti ada saatnya semuanya akan berhenti. Tetapi, fakta bahwa semunya akan berakhir tidak dicermati dengan baik. Seperti kisah Ken Ken yang disajikan di atas.
Akibatnya, kekayaan yang terkumpul tidak didiversifikasikan. Dalam bahasanya Warren Buffet, sama seperti kata-kata bijak dulu, jangan meletakkan telur dalam satu keranjang. Dalam konteks artis ini, bukan meletakkan teluar dalam satu keranjang. Bahkan meletakkan telur dalam keranjang pun bisa jadi tidak pernah dilakukan.
Kemungkinan lainnya bisa jadi lebih besar pasak dari pada tiang. Ini sebenarnya rasanya kurang tepat, karena pendapatan dalam jumlah yang luar biasa. Angka milyaran rupiah pastinya ada dalam rekening para artis terkenal ini ketika masih tenar. Akan tetapi, seiring dengan turunya ketenaran dan kekayaan, gaya hidup tidak berubah, hingga akhirnya tidak ada lagi penghasilan yang menopang gaya hidup yang harus tetap ‘tinggi’ untuk tetap menjaga citra sebagai artis. Uang yang tersisa habis untuk mempertahankan standar dan lingkungannya.
Pengumpulan uang yang dilakukan rekan-rekan artis itu jumlahnya sangat banyak, hingga satu milyar rupiah. Jika ini terjadi pada orang miskin, menjadi wajar. Orang-orang yang memiliki penghasilan yang sangat sedikit, tentu hasilnya tidak ada yang bisa ditabung. Layak untuk disumbang.
Tetapi untuk artis terkenal, rasanya ada yang ‘aneh’. Bukankah begitu? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H