Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Partai Politik Berlindung di Balik Demokrasi

26 Maret 2017   21:39 Diperbarui: 27 Maret 2017   16:00 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: megapolitan.kompas.com

Partai politik diperlukan untuk menciptakan konsensus di antara berbagai kepentingan yang ada dan menciptakan koalisi yang perlu untuk mengatur atau membentuk oposisi. Partai juga perlu dalam menciptakan politisi dan memperhatikan kebijakan yang diterapkan atau akan dibuat. Partai politik yang terinstitusionalisasi akan menjadi tempat lahirnya sistem politik yang mumpuni.

Hal ini bertolak belakang dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia. Karena partai politik gagal melakukan fungsinya sebagai pilar demokrasi termasuk menanamkan nilai-nilai luhur dan prinsip demokrasi, maka kejadian ditangkapnya anggota DPR karena korupsi akan selalu terulang. Meskipun demikian, anggota DPR yang merupakan perpanjangan dari partai itu sendiri masih dengan percaya diri mengatakan bahwa partai perlu dalam alam demokrasi. Mereka berlindung dibalik demokrasi itu sendiri. Demokrasi yang dipahami secara superfisial.

Demikianlah adanya demokrasi itu.  Demokrasi menerima semua atas nama persamaan dan kebebasan. Meskipun kebebasan dan persamaan itu menimbulkan suatu keadaan yang aneh. Socrates mengatakan, dalam konteks demokrasi setiap orang menjadi sama dan setiap orang dapat melakukan apa pun yang diinginkannya.

Dari waktu ke waktu, demokrasi itu akan bertumbuh dan bertumbuh, dan pada titik tertentu akan melahirkan tirani, lanjut Socrates. Mungkin anggota DPR yang mengecewakan itu, menganggap dirinya penting adalah hasil dari demokrasi itu sendiri. Mereka berteriak tentang partai sebagai pilar demokrasi, tanpa memahami prinsip dan nilai-nilai demokrasi itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun