Jika kaki pegal, hanya memiliki sedikit ruang untuk bergerak. Jika berdiri, maka akan merasakan ujian fisik untuk waktu yang cukup lama. Jika ada yang bersin, maka siap-siaplah kebagian virusnya. Jalan yang tidak rata, apalagi dalam kondisi pembangunan MRT, maka tubuh penumpang bergoyang ke kiri ke kanan, dan pegangan harus dipererat. Â Kadang-kadang goyangannya cukup keras. Jika penumpang padat, maka siap-siap saja untuk sedikit berhimpitan. Tidak ada lagu kesenangan kita. Pendingin udara pun tidak bisa dikontrol penumpang. Jika terlalu dingin, ya nikmati, jika panas ya nikmati juga.
Dengan situasi demikian, maka keadilan pemerintah DKI Jakarta adalah dengan memberikan ruang dan waktu kepada lebih banyak warganya yang menggunakan Transjakarta. Untuk penumpang mobil, sabarlah menunggu hingga macetnya cair.
Adilkah itu? Bisa ya, bisa juga tidak. Tetapi yang berlaku adalah tidak pernah benar-benar ada adil seadil-adilnya, karena keadilan itu adalah ketidakadilan itu sendiri. Lihatlah di jalan Sudirman Jakarta itu ketika jam kantor usai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H