Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tanpa Sadar, Setiap Saat Masyarakat Diserbu White Hoax

2 Februari 2017   19:28 Diperbarui: 3 Februari 2017   17:15 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah seorang dari pengejarnya lalu bertanya, “Lihat tidak laki-laki berbaju lusuh dan kurus. Tadi lari ke arah sini”.

Pada titik ini, si pencerita bertanya, "Kira-kira apa jawaban kamu? Jika kamu menjawab dengan jujur, maka laki-laki lusuh itu akan mati. Jika kamu mengatakan tidak tahu, maka dia akan selamat”

Biasanya, karena takut untuk menjadi ‘pembunuh’, jawabannya adalah memilih untuk tidak memberitahukan kepada para pengejar yang ingin membunuh laki-laki lusuh itu. Jadilah berbohong menemukan pembenarannya. Jika tujuannya adalah baik, maka berbohong masih bisa diterima.

Bohong putih ini memang sesuatu yang kadang dipertentangkan dan dipertanyakan. Karena jika hanya berbicara dalam konteks biner, maka berbohong adalah salah. Tetapi, ternyata masih ada wilayah abu-abu yang bisa ditempati bohong putih ini.

Mungkin banyak juga yang pernah menyampaikan bohong putih. Misalnya dalam wawancara kerja di mana kita harus ‘menjual’ diri. Asal tidak benar-benar bohong, mungkin masih bisa diterima. 

Masyarakat juga sering merasa dibohongi oleh banyak pemberi layanan publik, seperti yang banyak muncul di suara pembaca media-media. Mungkin penjualnya dulu berbohong demi kebaikan. Tetapi kebaikannya sendiri. Kalau begini, rasanya itu adalah bohong beneran.

Bagaimana dengan White Hoax

Ini sebenarnya hanya keliaran imajinasi penulis berdasarkan analogi dengan bohong putih. Apakah benar-benar ada hoax putih? Jika kembali ke paparan di atas terutama terkait propaganda yang dilakukan pemerintah untuk menenangkan masyarakatnya, propaganda itu bisa dikategorikan hoax putih. Toh tujuannya adalah untuk kebaikan masyarakat.

Satu yang dijadikan contoh adalah pemberitaan di Bloomberg baru-baru ini. Dikabarkan bahwa Jokowi menjadi presiden di Asia dan Australia dengan indikator kinerja hijau. Indikator yang dinilai Bloomberg adalah menaikkan kekuatan nilai tukar (2,41%), menjaga pertumbuhan ekonomi tetap positif (5,02%), dan memiliki tingkat penerimaan publik yang tinggi (69%).

Lalu, tersebar berita lanjutan di media sosial di Indonesia yang mengatakan bahwa Jokowi Presiden terbaik se Asia dan Australia menurut Bloomberg. Ini menjadi viral dan ada yang mengatakan ini hoax. Memang benar, Bloomberg tidak mengatakan bahwa Jokowi adalah presiden terbaik di Asia dan Australia. Bloomberg hanya menujukkan kinerja hijau terkait tiga indikator.

Tetapi, jika mendengar bahwa Jokowi adalah presiden terbaik tentunya menenangkan dan baik bagi masyarakat Indonesia. Meski ada sebagian yang tidak suka. Setidaknya pemilihnya yang 70 juta lebih suka. Beritanya tidak sepenuhnya benar, tidak dinyatakan secara literal, tetapi baik buat disebarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun