Tik…tok. Tik…tok. Tik…tok.
Tik…tok. Tik…tok. Tik…tok.
Waktu berlalu begitu cepat. Pilkada DKI sudah di depan mata. Hitungan hari yang sangat singkat itu dimanfaatkan para calon gubernur untuk mendapatkan dukungan lebih luas dari calon pemilih. Dengan partai pendukung dan tim sukses, kreasi-kreasi kampanye di ciptakan untuk mendapatkan pemilih terbanyak.
Ada pendukung yang menciptakan flashmob alias menari singkat bareng-bareng. Tim lainnya merencanakan kampanye di lima tempat sekaligus. Calon wakil berkampanye dengan berenang 500 meter. Yang muda suka aksi lompat ke pendukung alias moshing. Lain hari, naik kapal pesiar mewah ke Pulau Seribu, sementara helikopter meraung-raung di atasnya. Petahana menari-nari di panggung debat. Bermacam-macam, berupa-rupa.
Semua upaya bisa jadi dilakukan secara terukur berdasarkan nasehat para tim sukses. Kadang kala ada juga yang terjadi secara spontan. Seperti Agus yang berorasi setelah debat kedua di luar arena yang berujung kemacetan hingga dibubarkan polisi. Malah dalam salah satu kesempatan ada juga yang saling suap.
Banyak kejadian yang langsung dan tidak langsung terkait pilkada DKI ini. Di wilayah media sosial pertempuran juga seru. Masing-masing pendukung mengeluarkan berita, kabar, meme dan juga gambar yang mendukung calonnya dan mengejek penantang dukungannya. Semuanya dimungkinkan selama tidak menghina. Kampanye negatif (negative campaign) dipersilahkan, tetapi kampanye hitam (black campaign) dilarang.
Semua drama di atas menunjukkan satu hal yang pasti. Drama pilkada DKI Jakarta 2017 ini berlangsung keras dan menyedot perhatian banyak khalayak. Pendukung dari penjuru nusantara juga ikut bertarung. Menjagokan calonnya masing-masing. Para petinggi partai besar juga masing-masing memiliki jagoannya.
Tetapi, hal yang paling penting dalam menarik calon pemilih adalah calon gubernur itu sendiri. Dengan visi dan misi, para calon berupaya menebarkan daya tarik. Dengan program-program, mereka berusaha menambah magnetnya. Melalui debat, mereka berupaya menghipnotis swing voters.
Calon gubernurlah nantinya yang akan berhasil atau tidak menambah pemilihnya untuk mendapatkan posisi DKI satu ini. Tim sukses hanya bekerja memastikan pesan dan gambaran positif calon gubernur dapat diterima calon pemilih yang pada akhirnya pundi-pundi suaranya menggelembung. Tim sukses merancang campaign strategy sebaik mungkin. Political marketing, political brandingdanpolitical imaging dikombinasikan dengan satu target jelas.
Kerasnya pertarungan ini mendorong masing-masing calon untuk memobilisasi semua sumber daya yang mungkin dilakukan. Pendekatan-pendekatan pada kelompok tertentu juga dilakukan untuk memperbesar peluang. Dana besar disumbangkan untuk membiayai kampanye baik langsung melalui blusukan, media cetak, media elektronik, aplikasi, media sosial dan segala media yang mungkin dan tidak melanggar aturan.
Ketangguhan, keteguhan, rasa percaya diri dan kapasitas calon gubernur akan menjadi faktor utama dalam memenangkan pertarungan ini. Memoles diri mejadi crème de la crème. Ternyata, ketika diri tidak lagi menjadi faktor pendorong dan mulai merasa kewalahan, sepertinya meminta aktor raksasa belakang panggung turun gunung, terpaksa dilakukan.