Tetapi karena memang dasarnya Suryo adalah tokoh maju tak gentar, biar salah yang penting 'mangap', mantan menpora ini berkicau lagi. Yang paling konyol adalah ciutannya tentang pembangunan hambalang, korupsi sejuta umatnya demokrat, katanya tokoh ini oembangunan terhenti karena KPK. Otak yang tidak pintar pun, tidak akan setuju dengan ciutan si anak kesayangan sang mantan ini. Mungkin Suryo tidak sanggup berfikir soal sebab-akibat. Faktanya, kesalahan ditimpakan kepada KPK, padahal KPK bukanlah yang terlibat dalam pembangunannya. Logika bolak-baliknya sedang dipraktekkan.
Masih banyak tingkah aneh yang terus dilakukan sang tokoh ini. Beberapa yang berhasil dilirik kembali adalah kegiatan berteriak-teriak ‘huuuuuuuu’ di rapat paripurna, yang dilakukan  sambil ngupil. Belum lagi soal lagu Indonesia Raya dengan aransemen ‘khusus’nya dan lupa teks. Dan tentunya, keahlian meneliti foto, khususnya di ranah foto-foto 'aduhai'.
Yang paling hangat saat ini adalah ciutannya tentang bir di acara jamuan makan malam Ahok dengan para pendukungnya. Dengan gagahnya, mantan pejabat ini mengupload foto jamuan makan malam dimana bir disajikan, dan melaporkannya ke KPK. Ini bukan soal birnya. Kembali ini soal praktek logika bolak—baliknya yang secara otomatis tertrigger. Kenapa KPK? Bukankah seharusnya ke polisi, kalaupun itu sebuah kejahatan? Memang niatnya awalnya ‘menghujat’’ tetapi malah berbalik ‘terhujat’.
Kekonyolan-kekonyolan yang berulang dan mungkin masih akan terjadi,  sudah seharusnya membuat Roy Suryo sadar dari ‘mabok’ sanjungan  pendukung hardcore-nya. Pendukung tipe hardcore ini adalah pengikut yang menyanjung sang junjugannya meskipun terlihat konyol dan bodoh. Apalagi kalau ciutannya soal Ahok. Dengan genderang perang yang ditabuh, para pengikutnya akan mengangkatnya ke udara tinggi-tinggi hingga tokoh ini melakukan hal-hal bodoh bin konyol lagi.
Dengan melihat kekonyolan yang telah dilakukan dikombinasikan dengan logika bolak-balik dan keahlian telematika yang membingungkan, masih diyakini ciutan-ciutan sejenis ini masih akan berlanjut dari Roy Suryo. Suryo tetap tidak malu. Rasa malu yang seharusnya ada di dirinya, mungkin dulu tidak terpasang. Kulitnya mungkin juga terbuat dari jenis kulit khusus yang mampu meredam rasa malu dan bersalah secara otomatis. Kulit badak pun jadinya kalah tipis.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H