Mohon tunggu...
Rinsan Tobing
Rinsan Tobing Mohon Tunggu... Konsultan - Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menakar Ahok: Ahok Satu-satunya yang Bisa Bangun Jakarta [Bagian 1]

8 Maret 2016   23:43 Diperbarui: 8 Maret 2016   23:55 904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih lanjut, ini kisah ketiga, tentunya tidak berhubungan dengan kisah pertama dan kisah kedua. Ini tentang metode yang digunakan oleh Mbah Google untuk mencari karyawannya. Mbah Google menamakannya profiling. Profiling adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari gambaran seseorang melalui perilaku, tindakan, pengalaman, isi kepala, kegiatan, rencana, dan segala sesuatu yang dilakukan dan berhubungan dengan seseorang. Semua variabel tersebut dimasukkan ke dalam sebuah proses algoritma yang menentukan profile seseorang. Di Google, untuk menjadi bagian keluarga besarnya, tidak melulu soal curriculum vitae yang disiapkan sebelum melamar dan nilai tinggi di akademis. Yang penting adalah profil seseorang itu sesuai dengan profil organisasi Mbah Google. Dalam konteks Mbah Google, segala sesuatu yang anda input dalam internet, adalah jejak anda dan tidak akan hilang. Begitu katanya. Profile yang dibentuk dalam rentang waktu yang lama. Mungkin secara sederhananya, rekam jejak.

Lalu, apa hubungan tiga cerita di atas dengan menakar Ahok. Simak penjelasannya sebagai berikut. Seseorang tidak akan pernah bisa mengerjakan sesuatu kalau tidak melaksanakan dan mengalaminya secara langsung. Istilahnya, terekspose langsung. Seseorang harus benar-benar mendapatkan pengalaman dengan apa yang dikerjakannya, untuk kemudia mampu melaksanakannya dengan baik dan benar. Pemahaman akan sesuatu hal akan lebih baik jika mengalaminya dan merasakan langsung.

Sejalan dengan hal di atas, kisah di Jepang itu juga menggambarkan betapa pemahaman fungsi-fungsi dari tingkatan yang paling bawah adalah sebuah keniscayaan. Seseorang harus melewati semua tahapan dalam sebuah proses. Memahami keseluruhan proses melalui mengalami langsung akan memampukan seorang individu yang menjalaninya dalam mengerjakan tugasnya sesuai dengan mandat dan jabatan yang dipegang. Karakter dan nilai-nilai yang dimiliki akan menjadi sesuai dengan tujuan sebuah organisasinya. Demikian juga halnya dengan memimpin di DKI Jakarta
Terkait dengan dua hal di atas, maka Ahok memiliki kelengkapan untuk menjadi seorang pemimpin.

Dengan demikian, pada titik tertentu dapat dikatakan sebagai yang paling layak untuk memimpin Jakarta. Kelengkapan Ahok dapat dilihat dari kehidupan keluarganya yang miskin, kemudian berjuang untuk bangkit. Mengalami menjadi pengusaha yang diperas pejabat hingga akhirnya menutup sebuah perusahaannya yang keuntungannya sudah mencapai sekitar 150 ribu dolar Amerika per bulan. 

Ditutup, karena Ahok tidak kuat dengan kelakuan minus para pejabat yang selalu meminta jatah. Hingga kemudian dia terjun ke politik supaya bisa mempengaruhi kebijakan dalam kerangka mensejahterakan masyarakatnya. Teringat pesan Bapaknya bahwa jika ingin mensejahterakhakn lebih banyak orang, Ahok harus menjadi pejabat. Menjadi pengusaha, hanya mensejahterakan sedikit saja. Dan dia merebutnya dan dia berhasil dan sekarang memimpin Jakarta dan masih tetap berfikir, bekerja dan berusaha untuk mensejahterakan rakyat Jakarta.

Dalam kerangka paparan di atas kemudian, kisah ketiga menjadi relevan. Profil Ahok layak menjadi seorang pemimpin Jakarta, rekam jejak beliau menunjukkan ke arah itu. Semua yang dilakukan Ahok sejak di Belitung mulai menjadi pengusaha, anggota DPRD, Bupati Belitung, Anggota DPRRI, Wakil Gubernur Jakarta dan akhirnya menjadi gubernur Jakarta semuanya menunjukkan hal hal yang sangat konsisten, yakni konsisten dalam rangka mensejahterakan masyarakat. Profil beliau dengan jelas menggambarkan konsistensi yang luar biasa. Tidak ada penyimpangan dari nilai-nilai awal yang diterjemahkan dalam tindakan. Keinginan untuk mensejahterakan masyarakat dengan cara yang benar dan tepat adalah hal yang dilakukan sejak dahulu. Sekarangpun semuanya itu sudah teruji.

Mengalami  mulai dari tingkat terendah dan kekonsistenan akan nilai-nilai yang dianut, membuat saya menyatakan dengan tegas bahwa Ahok sangat layak menjadi Gubernur DKI untuk periode kedua. Risiko itu pun tetap diambil untuk tetap konsisten dengan nilai-nilainya. Degas beliau menyatakan ikut pemilihan melalui jalur independen karena tidak ingin berubah dari ucapannya dan juga tidak bisa melayani keinginan partai-partai yang sangat banal.

Banyak yang menyatakan bahwa Ahok seorang kutu loncat dan seperti kacang lupa pada kulitnya. Justru karena sangat konsisten dengan nilai-nilai yang dipegangnya dan dilengkapi dengan kapasitas yang mumpuni, maka Ahok dengan gagah berani meninggalkan partai-partai yang berseberangan dengan hati nuraninya. Partai-partai yang merasa memiliki kuasa atas segala-galanya itu tidak pernah berfikir bahwa Ahok tidak akan tunduk kepada mereka.

Pilihan Ahok lewat jalur independen dikatakan adalah jalur yang penuh risiko. Itupun Ahok tempuh, karena Ahok tidak gila dengan kekuasaan. Kekuasaan yang mungkin akan mudah Ahok ambil jika memenuhi hasrat partai. Meskipun Undang-undang membuka kesempatan untuk calon lewat jalur independen, tetapi yang terjadi sekarang adalah upaya meningkatkan ‘kekhawatiran’ para pendukung Ahok dengan menyatakan jalur independen berpeluang kecil untuk menang. . Genderang perang telah ditabuh ‘partai itu” untuk menghantam si independen ini. Sang Bunda sudah sangat tersinggung, soalnya.

Dengan takaran yang saya gunakan; pengalaman, kemampuan, nilai-nilai dan pembuktian serta konsistensi setara presisi swisswatch, Ahok adalah satu-satunya yang bisa membangun Jakarta, saat ini. Kalaupun Ahok harus kalah di pilkada nanti karena memilih jalur independen, itu adalah risiko sebuah perjuangan dan harga yang harus dibayar untuk mempertahankan nilai-nilai.

Dukungan keluarga juga masuk dalam takaran ini. Dengan dampingan istri dan keluarga yang rela bila sekalipun Ahok mati dalam melaksanakan tugas, adalah jiwa kesatria yang memberikan nafas dan kekuatan bagi Ahok untuk berjuang bagi masyarakat Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun